RIYADH (Arrahmah.id) — Sambut World Expo 2030 dan Piala Dunia FIFA 2034, Arab Saudi dikabarkan akan melegalkan sejumlah tempat untuk melakukan penjualan alkohol.
Dilansir Saudi Moment (24/5/2025), Saudi disebutkan akan mulai mengizinkan penjualan dan konsumsi alkohol terbatas pada tahun 2026 di bawah sistem perizinan yang ketat. Keputusan tersebut muncul sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk meningkatkan pariwisata internasional dan mempersiapkan acara global besar.
Aturan baru akan berlaku di sekitar 600 lokasi di seluruh negeri, termasuk hotel bintang lima, resor mewah, kawasan diplomatik, dan pengembangan wisata seperti Neom, Pulau Sindalah, dan Proyek Laut Merah.
Tempat-tempat berlisensi akan diizinkan untuk menjual bir, anggur, dan sari apel, tetapi minuman dengan kadar alkohol lebih dari 20% (seperti minuman beralkohol) akan tetap dilarang.
Alkohol tidak akan tersedia di tempat umum, rumah, toko eceran, atau untuk produksi pribadi. Kebijakan ini dibatasi secara ketat pada wilayah yang berfokus pada turis dan ekspatriat.
Penjualan hanya akan terjadi di lingkungan yang terkendali, dengan staf layanan berlisensi dan aturan operasional yang jelas untuk memastikan alkohol ditangani secara bertanggung jawab dan penuh hormat.
Pihak berwenang Saudi mengatakan langkah tersebut didasarkan pada keberhasilan kebijakan serupa di UEA dan Bahrain, di mana akses alkohol yang diatur telah berkontribusi pada peningkatan jumlah wisatawan dan minat bisnis internasional. Arab Saudi sekarang berharap untuk menerapkan model yang sama, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai Islam dan norma-norma sosialnya.
Menurut Saudivisa.org (8/12/2024), sistem perizinan minuman beralkohol merupakan salah satu dari banyak reformasi dalam Visi 2030, strategi negara untuk mengurangi ketergantungan pada minyak dan mengembangkan sektor-sektor seperti pariwisata, hiburan, dan perhotelan.
Pemerintah Saudi telah memulai pekerjaan untuk rencana ini dengan membuka bar alkohol pertama pada Januari 2024 dan klub malam untuk anak muda yang gemar berpesta.
Negara tersebut juga telah mencabut pembatasan konsumsi alkohol oleh diplomat yang non-Muslim. Sebelumnya, mereka diizinkan membawa alkohol ke negara tersebut melalui paket tertutup yang dikenal sebagai kantong diplomatik, tetapi hal ini tidak perlu dilakukan.
Para pejabat berharap perubahan ini akan menciptakan lapangan kerja dan menarik merek hotel global serta penyelenggara acara, sehingga membuat Arab Saudi lebih kompetitif sebagai tujuan acara internasional terkemuka.
Beberapa jaringan hotel global telah mulai menyesuaikan rencana mereka untuk properti di Saudi untuk mengantisipasi perubahan tersebut.
Meskipun langkah ini menandakan pendekatan yang lebih modern dan ramah pengunjung, pemerintah telah menjelaskan bahwa regulasi yang ketat akan tetap menjadi prioritas. Penjualan alkohol berlisensi akan diawasi secara ketat, dan penyalahgunaan apa pun akan membawa konsekuensi.
Tujuannya, kata pihak berwenang, adalah untuk menyambut dunia tanpa kehilangan identitas budaya—memposisikan Arab Saudi sebagai pemain yang progresif, namun terhormat di peta pariwisata global. (hanoum/arrahmah.id)