NEW DELHI (Arrahmah.id) – Militer India mengumumkan bahwa pasukan Pakistan telah melancarkan serangan artileri ke wilayah Kashmir yang dikuasai India, tidak lama setelah India melakukan serangan rudal pada Selasa malam (6/5/2025). New Delhi menyatakan bahwa serangan tersebut menyasar “infrastruktur teroris” di wilayah Pakistan sebagai balasan atas serangan di bagian Kashmir yang dikuasai India pada 22 April lalu.
Dalam pernyataan yang dirilis di platform X, militer India menyebut bahwa “Pakistan kembali melanggar perjanjian gencatan senjata dengan membombardir sektor Bimber Gali dan Poonch-Rajouri” di Kashmir yang dikuasai India. Mereka menambahkan bahwa India telah “merespons secara tepat dan terukur”.
Sementara itu, juru bicara militer Pakistan mengatakan bahwa mereka akan memberikan “respons tegas dan menyeluruh” terhadap serangan rudal India pada Selasa malam (6/5), yang menghantam beberapa lokasi di wilayah Pakistan. Ia mengonfirmasi bahwa sedikitnya 3 orang tewas dan 12 lainnya luka-luka akibat serangan itu.
Beberapa waktu kemudian, Reuters mengutip pernyataan juru bicara militer Pakistan yang menyebut jumlah korban meningkat menjadi 8 orang tewas, 35 luka-luka, dan 2 orang dinyatakan hilang. Ia juga menambahkan bahwa setidaknya dua masjid menjadi sasaran dalam serangan India tersebut, dan memperingatkan bahwa India akan “mendapat balasan menyeluruh dan tegas”.
Reuters juga melaporkan bahwa pihak berwenang Pakistan menetapkan status darurat di Provinsi Punjab setelah serangan tersebut.
Bentrokan sengit antara pasukan India dan Pakistan terjadi di tiga titik di sepanjang perbatasan Kashmir, menurut laporan polisi yang dikutip Reuters. Stasiun televisi Pakistan melaporkan bahwa angkatan udara Pakistan berhasil menjatuhkan dua pesawat tempur dan satu drone milik India.
Di sisi lain, seorang pejabat kepolisian India mengatakan bahwa baku tembak lintas perbatasan masih berlangsung di hampir seluruh garis gencatan senjata di wilayah Kashmir. Maskapai penerbangan India, SpiceJet, juga mengumumkan bahwa sejumlah bandara di wilayah utara negara itu ditutup akibat situasi yang terus memanas.
Serangan di Kashmir dan Punjab
Sebelumnya, koresponden Al Jazeera melaporkan bahwa tiga rudal India menghantam lokasi-lokasi di wilayah Kashmir dan Punjab, salah satunya menargetkan bandara lama di Muzaffarabad, wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan.
Militer India menyatakan bahwa mereka memberikan “respons yang terukur dan seimbang terhadap pelanggaran gencatan senjata oleh Pakistan”, sambil menuduh Pakistan kembali melanggar perjanjian tersebut di wilayah Poonch-Rajouri.
Dalam perkembangan terkait, Kedutaan Besar India di Washington menyatakan bahwa New Delhi memiliki “informasi yang dapat dipercaya dan jelas” mengenai keterlibatan kelompok teroris berbasis di Pakistan dalam serangan di Kashmir bulan lalu. Mereka juga mengonfirmasi bahwa Penasihat Keamanan Nasional India langsung menghubungi Menteri Luar Negeri AS usai serangan rudal tersebut.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif, menyatakan bahwa India meluncurkan rudal dari wilayah udaranya sendiri dan menepis klaim India soal menyerang kamp militan sebagai “bohong”. Ia menegaskan bahwa semua lokasi yang diserang India adalah kawasan sipil, bukan markas militan.
Kecaman dari Pakistan
Perdana Menteri Pakistan, Muhammad Shehbaz Sharif, mengecam keras tindakan India. “Rakyat dan militer kami tahu bagaimana menghadapi musuh, dan kami tidak akan membiarkan mereka mencapai tujuan jahat mereka,” katanya. Ia menambahkan bahwa seluruh bangsa mendukung militer dan moral rakyat dalam kondisi sangat tinggi.
Sharif menegaskan bahwa Pakistan “berhak penuh untuk memberikan balasan keras atas agresi militer India,” dan menyebut bahwa “musuh telah melancarkan serangan pengecut ke lima lokasi di Pakistan dan saat ini sedang mendapat balasan yang setimpal”.
Kementerian Luar Negeri Pakistan juga mengutuk keras tindakan India yang “telah melanggar kedaulatan Pakistan dengan menggunakan senjata jarak jauh dari wilayah udaranya sendiri”.
Sementara itu, juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang dikutip Reuters, menyampaikan bahwa Sekretaris Jenderal PBB António Guterres sangat prihatin terhadap aksi militer India melintasi Garis Kontrol dan perbatasan internasional. Ia menyerukan agar kedua negara menahan diri secara maksimal untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. (zarahamala/arrahmah.id)
Tonton video : Ghazwatul Hind, Perang Penaklukkan India