MICHIGAN (Arrahmah.id) – Pada Rabu pagi (23/4/2025), FBI dan aparat hukum menggerebek sejumlah rumah di Ann Arbor, Ypsilanti, dan Canton Township, Michigan. Operasi ini menyasar mahasiswa yang terlibat aksi pro-Gaza di Universitas Michigan. Menurut kelompok SAFE, agen menyita barang pribadi dan elektronik, serta menahan empat orang yang kemudian dibebaskan.
Koalisi mahasiswa TAHRIR menyebut penggerebekan di Ypsilanti dilakukan tanpa menunjukkan surat perintah. Belum jelas apakah agen imigrasi (ICE) juga terlibat.
CAIR-MI mengkritik keras penggerebekan ini, menyebutnya sebagai respons berlebihan yang mencerminkan sikap diskriminatif terhadap mahasiswa Muslim, Arab, dan pendukung mereka. “Dalam kasus lain, pelanggaran seperti ini cukup ditangani aparat lokal, bukan federal,” kata Direktur Eksekutif Dawud Walid.
FBI tak memberi alasan atas penggerebekan, hanya menyebut kasus ditangani Jaksa Agung Michigan, Dana Nessel. Meski belum mengakui kaitan dengan aktivisme pro-Palestina, Nessel sebelumnya menuntut 11 mahasiswa terkait aksi kampus pro-Gaza. Investigasi The Guardian mengungkap tekanan dari dewan kampus yang sebagian besar adalah donor kampanye Nessel.
Sementara itu, pengacara mahasiswa, Amir Makled, juga sempat ditahan dan diinterogasi agen imigrasi. Ia menolak menyerahkan ponsel dan menyebut tindakan itu intimidatif karena dirinya membela aktivis dan imigran.
Penindakan di Michigan ini mencerminkan tren nasional, di mana pemerintah mencabut ratusan visa pelajar yang ikut aksi pro-Gaza. Sejumlah anggota Kongres bahkan mengunjungi pusat imigrasi untuk mendukung dua mahasiswa yang terancam deportasi. (zarahamala/arrahmah.id)