TEHERAN (Arrahmah.id) – Perwakilan Gerakan Perlawanan Islam Hamas di Teheran, Khaled al-Qaddoumi, menegaskan bahwa setiap proposal gencatan senjata yang tidak mempertimbangkan kepentingan rakyat Palestina “tidak akan dapat dijalankan.”
Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah pertemuan politik yang digelar di Asosiasi Pembela Rakyat Palestina di Teheran pada Selasa (15/4).
Al-Qaddoumi mengungkapkan adanya konsensus kuat di kalangan rakyat Palestina dan seluruh faksi perlawanan nasional maupun Islam untuk menolak setiap kesepakatan yang:
- Tidak menghentikan agresi militer Zionis secara menyeluruh,
- Tidak menjamin penarikan penuh pasukan pendudukan dari Jalur Gaza,
- Dan tidak mencakup kesepakatan pertukaran tawanan secara serius.
“Dalam situasi saat ini, kata ‘bencana’ saja tidak cukup untuk menggambarkan kondisi yang sangat kritis di Gaza,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa genosida yang sedang berlangsung terjadi dengan dukungan terang-terangan dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat.
Al-Qaddoumi juga menekankan bahwa dunia Islam harus bergerak lebih dari sekadar pernyataan dan kecaman. Ia menyerukan aksi nyata dan tekanan aktif dari negara-negara Muslim untuk menghentikan kejahatan penjajah ‘Israel’ di Gaza.
Ia mengkritik sejumlah besar negara Arab dan Islam karena belum mengambil langkah konkret untuk menghentikan pembantaian terhadap warga sipil.
Dalam pernyataannya, al-Qaddoumi menyebut bahwa boikot global terhadap entitas Zionis adalah salah satu metode perlawanan paling efektif untuk membatasi ruang gerak penjajah. Ia mengingatkan bahwa musuh saat ini tengah berupaya menguasai lebih banyak wilayah Palestina dan kawasan Arab, serta melanjutkan pembantaian demi proyek pendirian “Negara ‘Israel’ Raya.”
(Samirmusa/arrahmah.id)