GAZA (Arrahmah.id) – Gerakan Perlawanan Palestina Hamas mengumumkan pada Selasa (13/5/2025) bahwa pembebasan tawanan ‘Israel’-Amerika, Edan Alexander, merupakan hasil dari kontak serius dengan pemerintah AS dan upaya mediasi, bukan karena aksi militer atau tekanan dari ‘Israel’.
Dalam pernyataan yang dibagikan melalui kanal Telegram-nya, Hamas menuduh Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu telah menyesatkan publik ‘Israel’ dan gagal membebaskan para tawanan melalui agresi militer.
Kelompok itu menyatakan bahwa pembebasan Alexander menunjukkan bahwa negosiasi yang bermakna dan pertukaran tawanan adalah satu-satunya jalan yang realistis untuk mengamankan kepulangan para tawanan dan mengakhiri perang.
Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, membebaskan Alexander pada Senin (12/5) dan menyerahkannya kepada Palang Merah di Khan Yunis, Gaza selatan.
Meskipun Netanyahu mengklaim bahwa pembebasan itu adalah hasil tekanan militer, Hamas menegaskan kembali bahwa hal itu tercapai berkat kontak diplomatik dengan pemerintah AS dan para mediator yang bekerja untuk mewujudkan gencatan senjata, membuka kembali perbatasan, dan memperlancar bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Gerakan ini juga menyerukan kepada pemerintahan Trump untuk meningkatkan upaya menghentikan perang dan menyatakan kesiapan mereka untuk segera bernegosiasi guna mencapai gencatan senjata menyeluruh, penarikan pasukan ‘Israel’, penghapusan blokade, pertukaran tawanan, serta rekonstruksi Gaza. (zarahamala/arrahmah.id)