Memuat...

Hanzala Klaim Bobol Ponsel Kepala Kantor Netanyahu, Mulai Sebarkan Dokumen dan Data Pribadi

Zarah Amala
Senin, 29 Desember 2025 / 9 Rajab 1447 08:47
Hanzala Klaim Bobol Ponsel Kepala Kantor Netanyahu, Mulai Sebarkan Dokumen dan Data Pribadi
Benjamin Netanyahu (kiri) dan kepala stafnya, Tzachi Braverman (Associated Press)

TEL AVIV (Arrahmah.id) - Kelompok peretas yang menamakan diri “Hanzala” pada Ahad (28/12/2025) mulai mempublikasikan informasi dan dokumen yang diklaim diperoleh setelah berhasil meretas ponsel Tsahi Braverman, Kepala Kantor Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu, yang saat ini menjadi buronan Mahkamah Pidana Internasional atas dugaan kejahatan perang di Gaza.

Melalui akun di X, kelompok tersebut menyatakan telah mulai menyebarkan foto-foto dan daftar kontak yang diklaim diekstrak dari ponsel Braverman, yang kerap dijuluki sebagai “penjaga rahasia” Netanyahu.

Saluran televisi ‘Israel’ Channel 14 melaporkan bahwa tidak lama setelah kelompok peretas yang disebut sebagai kelompok Iran “Hanzala” mengumumkan peretasan terhadap ponsel pribadi Braverman, mereka mulai mempublikasikan materi yang diklaim berasal dari perangkat tersebut.

Menurut laporan itu, hingga saat ini kelompok tersebut telah menerbitkan 110 halaman daftar kontak, termasuk nomor pribadi Braverman.

Channel 14 menyebutkan bahwa materi yang disebarkan mencakup nomor telepon dan nama tokoh publik, pejabat di bidang keamanan dan media, sejumlah korespondensi terbatas, dokumen non-rahasia, serta video dan foto dari acara-acara pribadi.

Pada Ahad pagi (28/12), kelompok “Hanzala” secara resmi mengumumkan telah meretas ponsel Braverman, yang baru-baru ini disetujui pemerintah ‘Israel’ untuk diangkat sebagai duta besar ‘Israel’ untuk Inggris.

Menurut laporan Otoritas Penyiaran ‘Israel’, kelompok tersebut menyatakan dalam pernyataannya bahwa ponsel iPhone 16 Pro Max milik Braverman telah diretas, seraya mengklaim bahwa pemantauan dan peretasan telah dilakukan selama bertahun-tahun.

Dalam unggahannya, kelompok peretas menulis bahwa “penjaga senyap yang kalian percayai, orang yang mengatur dunia Bibi (Netanyahu), menentukan siapa yang masuk dan siapa yang menghilang, serta mengumpulkan semua rahasia kotor, telah berubah menjadi titik kelemahan terbesar.”

Mereka juga mengklaim memiliki “semua hal”, termasuk percakapan terenkripsi, kesepakatan rahasia, pelanggaran etika dan keuangan, penyalahgunaan kekuasaan, pemerasan, serta suap untuk membeli keheningan.

Otoritas Penyiaran ‘Israel’ melaporkan bahwa kelompok tersebut sebelumnya mengancam akan mempublikasikan materi yang dikaitkan dengan sejumlah politisi Israel, termasuk mantan Menteri Pertahanan Benny Gantz dan Yoav Gallant, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir, serta anggota Knesset Tali Gottlieb.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa ponsel Gantz dan Gottlieb telah diretas sebelumnya, sementara informasi terkait dugaan peretasan ponsel Ben Gvir dan Gallant tergolong baru.

Beberapa hari lalu, mantan Perdana Menteri ‘Israel’ Naftali Bennett mengakui bahwa akun Telegram miliknya diretas, dengan daftar kontak, foto, dan percakapan pribadinya dipublikasikan. Kelompok “Hanzala” dilaporkan menyebarkan sekitar 5.000 kontak Bennett, termasuk pejabat senior keamanan Israel, politisi, anggota unit elit militer, dan jurnalis.

Siapa Kelompok Hanzala?

Haaretz melaporkan bahwa kelompok “Hanzala”, yang namanya diduga terinspirasi dari tokoh kartun anak Palestina yang menjadi simbol nasional, terlibat dalam apa yang disebut sebagai operasi “peretasan dan kebocoran bermotif propaganda”, dengan menargetkan tokoh dan institusi ‘Israel’ terkemuka.

Sejak pecahnya perang ‘Israel’ di Gaza pada 7 Oktober 2023, kelompok ini telah mempublikasikan puluhan materi yang mereka klaim sebagai hasil kebocoran, termasuk daftar kontak jurnalis sayap kanan Yinon Magal, data tentang tentara ‘Israel’, lokasi militer, dan ilmuwan ‘Israel’.

Baru-baru ini, kelompok yang menyebut dirinya di X sebagai “Front Perlawanan Rakyat untuk Hak-Hak Kaum Tertindas (Hanzala)” meluncurkan sebuah situs web yang memuat nama-nama ilmuwan dan pakar teknologi tinggi yang diklaim bekerja sama dengan militer Israel, lengkap dengan data pribadi mereka serta imbalan atas “kepala” mereka, menurut Haaretz.

Haaretz juga melaporkan bahwa pada Juni lalu, kelompok ini mempublikasikan basis data berisi ribuan riwayat hidup warga ‘Israel’ yang pernah bertugas di unit-unit sensitif dan rahasia militer serta lembaga keamanan, termasuk personel intelijen dan siber, sejumlah di antaranya pernah bekerja di Kementerian Pertahanan dan Kantor Perdana Menteri, serta anggota Angkatan Udara ‘Israel’ yang terlibat dalam operasi drone, pengembangan rudal, dan sistem pertahanan udara. (zarahamala/arrahmah.id)

HeadlineIsraelnetanyahuPeretasanhanzala