ISLAMABAD (Arrahmah.id) — Perang India dan Pakistan di depan mata. Laporan intelijen Pakistan menyebutkan India akan menyerang Pakistan dalam kurun waktu 24 jam mendatang.
Dilansir BBC (30/4/2025), Menteri Informasi Pakistan Komentar Attaullah Tarar mengatakan bahwa negara itu memiliki “intelijen kredibel” bahwa India bermaksud melancarkan serangan militer dalam 24 hingga 36 jam ke depan.
Komentar Attaullah Tarar muncul setelah India menuduh Pakistan mendukung militan di balik serangan di Kashmir yang dikelola India yang menewaskan 26 turis minggu lalu. Islamabad menolak tuduhan tersebut.
Tarar mengatakan bahwa India bermaksud menggunakan serangan itu sebagai “dalih palsu” untuk melakukan serangan dan bahwa “setiap petualangan militer semacam itu oleh India akan ditanggapi dengan pasti dan tegas”.
BBC telah menghubungi Kementerian Luar Negeri India untuk memberikan komentar.
Serangan di dekat kota wisata Pahalgam adalah serangan paling mematikan terhadap warga sipil dalam dua dekade di wilayah yang disengketakan itu.
Baik India maupun Pakistan mengklaim wilayah itu dan telah berperang dua kali karenanya. Pasukan dari kedua belah pihak telah saling tembak dengan senjata ringan di perbatasan dalam beberapa hari terakhir.
Ada spekulasi mengenai apakah India akan menanggapi dengan serangan militer terhadap Pakistan, seperti yang dilakukannya setelah serangan militan yang mematikan pada tahun 2019 dan 2016.
Pihak berwenang mengatakan minggu lalu bahwa mereka telah melakukan penggeledahan ekstensif di Kashmir yang dikelola India, menahan lebih dari 1.500 orang untuk diinterogasi. Lebih banyak orang telah ditahan sejak saat itu, meskipun jumlahnya tidak jelas.
Pihak berwenang telah menghancurkan rumah-rumah dari sedikitnya 10 orang yang diduga militan. Setidaknya satu orang dilaporkan terkait dengan tersangka yang disebutkan dalam penembakan tersebut.
Kashmir, yang diklaim sepenuhnya oleh India dan Pakistan tetapi hanya sebagian wilayahnya yang dikuasai, telah menjadi titik api antara kedua negara bersenjata nuklir tersebut sejak mereka dipisahkan pada tahun 1947.
Kashmir yang dikelola India telah menyaksikan pemberontakan bersenjata terhadap kekuasaan India sejak tahun 1989, dengan militan yang menargetkan pasukan keamanan dan warga sipil.
India belum menyebutkan nama kelompok mana pun yang diduga melakukan serangan di Pahalgam dan masih belum jelas siapa yang melakukannya.
Sebuah kelompok yang kurang dikenal yang disebut Front Perlawanan, yang awalnya dilaporkan mengklaim telah melakukan penembakan tersebut, mengeluarkan pernyataan yang membantah keterlibatannya.
Front tersebut dilaporkan berafiliasi dengan Lashkar-e-Taiba, sebuah kelompok militan yang berbasis di Pakistan.
Melansir BBC, polisi India telah menyebutkan nama tiga dari empat tersangka penyerang. Mereka mengatakan dua orang adalah warga negara Pakistan dan satu orang adalah warga lokal dari Kashmir yang dikelola India. Tidak ada informasi tentang orang keempat.
Banyak korban selamat mengatakan orang-orang bersenjata tersebut secara khusus menargetkan pria Hindu.
Serangan ini telah memicu kemarahan yang meluas di India, dengan Perdana Menteri Narendra Modi secara terbuka mengatakan negara akan memburu para tersangka “sampai ke ujung bumi” dan bahwa mereka yang merencanakan dan melaksanakannya “akan dihukum melebihi imajinasi mereka”. (hanoum/arrahmah.id)