KAIRO (Arrahmah.com) – Penyedia layanan internet di Mesir berkomitmen untuk mengganti kerugian yang dialami pelanggan internet yang jaringannya terputus saat demonstrasi.
Dilansir melalui Straits Times, Senin (14/2/2011), penyedia ISP di Mesir berjanji untuk memberikan refund kepada pelanggan mereka setelah jaringan internet di Mesir sempat terputus selama dua minggu.
Akses internet di Mesir telah terputus sejak 28 Januari hingga 2 Februari lalu. Pemerintah Mesir memutus akses internet sebagai upaya untuk meredam protes pro-demokrasi agar tidak menjalar lebih luas lagi. Protes tersebut dilakukan untuk menggulingkan rejim presiden Husni Mubarak.
Beberapa penyedia layanan internet terbesar yang ada di Mesir, yang berkomitmen untuk memberikan refund, di antaranya adalah Vodafone, Etisalat, Telecom Egypts TE Data, dan Mobinil LinkDotNet.
Proses refund yang dimaksud adalah akses gratis internet di Mesir selama setengah bulan bagi seluruh pelanggan yang terdaftar.
Seperti diketahui, internet di Mesir sempat mengalami masa ‘kegelapan’ setelah pemerintah memutuskan jaringan internet di negara tersebut. Bahkan tercatat kerugian yang dialami para penyedia ISP tersebut adalah USD90 juta.
Perkiraan awal ini dilaporkan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Jumlah ini merupakan kerugian dari menghilangnya revenue perusahaan penyedia layanan internet (Internet Service Provider/ ISP) dan telekomunikasi selama lima hari. Setiap harinya revenue yang hilang di kedua industri itu mencapai USD18 juta.
Namun angka ini tidak termasuk kerugian yang dialami oleh perusahaan lain yang menggantungkan diri pada layanan telekomunikasi dan internet seperti eCommerce, pariwisata dan call centre. Bahkan layanan IT dan sektor outsourcing di Mesir merupakan sektor ekonomi yang tumbuh cukup pesat dan sangat bergantung pada jaringan internet dan telekomunikasi.
Perusahaan outsourcing IT di Mesir telah menghasilkan revenue sekira USD1 miliar pada 2010 lalu atau sekira USD3 juta per hari kerja. Perusahaan jasa ini melayani konsumen di luar negeri melalui call center, helpdesk, dan lainnya.
Kerugian itu memang hanya bersifat jangka pendek. Namun dampak jangka panjang setelah pemutusan layanan internet dan telekomunikasi di Mesir diperkirakan akan lebih besar lagi. Yang jelas dampak negatif berada pada investasi asing di sektor dan industri ICT yang sangat bergantung pada komunikasi dan internet. Putusnya koneksi telekomunikasi dan internet merupakan alasan bagi para investor untuk berpikir ulang berinvestasi di Mesir. Padahal ketertarikan investor untuk berinvestasi di Mesir merupakan strategi penting bagi pemerintahan Mesir. (okz/arrahmah.com)