GAZA (Arrahmah.id) – Klub Tahanan Palestina menuduh Layanan Penjara ‘Israel’ melakukan serangan brutal terhadap tahanan Palestina dalam beberapa hari terakhir, setelah mereka diduga merayakan serangan rudal Iran ke ‘Israel’.
Menurut ketua klub, Amjad al-Najjar, pasukan khusus ‘Israel’ menyerbu sel dengan anjing pelacak, memukul tahanan dengan tongkat, dan menembakkan gas air mata setelah memborgol mereka. Serangan ini diduga sebagai aksi balas dendam di tengah sorotan dunia terhadap konflik Israel-Iran.
Al-Najjar memperingatkan bahwa para tahanan kini menghadapi kekerasan sistematis yang mengancam nyawa mereka setiap hari. Ia juga menyebutkan bahwa 72 tahanan telah tewas di penjara ‘Israel’ selama 19 bulan serangan ke Gaza, jauh melebihi jumlah kematian di penjara Guantanamo selama 20 tahun. Ia menyerukan tekanan internasional untuk menghentikan kejahatan ini.
Isolasi Total dan Pembatasan Hak Tahanan
Komisi Urusan Tahanan dan Klub Tahanan Palestina melaporkan bahwa ‘Israel’ membatalkan kunjungan pengacara secara tidak terbatas dan melarang kunjungan keluarga serta Palang Merah Internasional (ICRC). Barang pribadi para tahanan juga disita, memutus mereka dari dunia luar.
Kebijakan ini memperparah isolasi para tahanan, yang disebut sebagai “yang paling parah dalam beberapa tahun terakhir.” Sidang pengadilan militer banyak ditunda, namun proses perpanjangan penahanan dan sidang administratif tetap berlangsung.
Penahanan Tanpa Dakwaan Terus Meningkat
‘Israel’ juga terus meningkatkan penggunaan penahanan administratif, yakni penahanan tanpa dakwaan atau pengadilan, dengan dalih berkas rahasia. Dalam sepekan terakhir saja, lebih dari 350 perintah baru dikeluarkan.
Sejak Oktober 2023, tercatat 17.500 warga Palestina ditangkap di Tepi Barat, termasuk 545 perempuan dan 1.400 anak-anak. Saat ini, 10.400 warga Palestina ditahan, dengan 3.562 di antaranya dalam status administratif.
Seiring genosida di Gaza, serangan tentara dan pemukim ‘Israel’ di Tepi Barat juga meningkat. Data Palestina mencatat 978 warga tewas, hampir 7.000 luka-luka, dan ribuan lainnya ditangkap.
Penindasan terhadap para tahanan ini mencerminkan meluasnya kekejaman ‘Israel’ tidak hanya di medan perang, tapi juga di balik jeruji. (zarahamala/arrahmah.id)