YERUSALEM (Arrahmah.id) – Ledakan mengguncang wilayah ‘Israel’ hari ini saat sirine peringatan berbunyi di Yerusalem, Tel Aviv, dan sejumlah kota lainnya yang diduduki, menyusul peluncuran misil dari Yaman.
Juru bicara angkatan bersenjata Yaman, Yahya Saree, menyatakan bahwa mereka telah “melakukan operasi militer tingkat tinggi yang menargetkan Bandara Lod, yang dikenal oleh penjajah sebagai Bandara Ben Gurion, di wilayah terjajah Jaffa.”
Ia menegaskan bahwa serangan tersebut menggunakan rudal balistik hipersonik yang berhasil mengenai sasaran, dan sistem pertahanan ‘Israel’ gagal mencegahnya. Selain itu, militer Yaman juga menggelar operasi militer lain yang menargetkan fasilitas vital Israel di Jaffa, menggunakan drone tipe Yafa.
Militer Israel mengonfirmasi adanya ancaman rudal dan mengklaim telah mencoba mencegatnya. Namun, saluran berita Channel 14 melaporkan bahwa sistem pertahanan THAAD buatan Amerika gagal menghentikan rudal tersebut, untuk kedua kalinya dalam pekan ini. Meski demikian, ‘Israel’ mengklaim sistem pertahanan Iron Dome mereka berhasil mencegat rudal di tengah penerbangan.
Surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa penerbangan di Bandara Ben Gurion sempat ditangguhkan akibat ancaman rudal ini.
Sementara itu, Israel Hayom menyebut bahwa jutaan warga ‘Israel’ panik dan berlarian menuju tempat perlindungan bom. Layanan darurat mengonfirmasi bahwa satu wanita ‘Israel’ terluka saat mencoba menyelamatkan diri.
Serangan rudal ini terjadi setelah kesepakatan terbaru antara pemerintahan Trump dan gerakan Houtsi di Yaman. Namun, Houthi menegaskan bahwa kesepakatan tersebut tidak berlaku untuk ‘Israel’, dan mereka akan terus mendukung perjuangan Gaza. Sejak ‘Israel’ kembali melanjutkan serangan udara ke Gaza pada 18 Maret lalu, angkatan bersenjata Yaman telah menargetkan berbagai situs dan kapal milik ‘Israel’. (zarahamala/arrahmah.id)