TEHERAN (Arrahmah.id) - Memburuknya krisis ekonomi di Iran telah menyebabkan peningkatan jumlah migran Afghanistan yang meninggalkan negara tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, ribuan migran Afghanistan telah meninggalkan Iran, dengan alasan kenaikan harga dan devaluasi mata uang Iran sebagai alasan utama mereka untuk pergi, lansir Tolo News (22/12/2025).
Seorang migran yang kembali mengatakan: "Saya datang ke Iran, tetapi situasi pekerjaan tidak memuaskan. Dengan mata uang Iran yang terus melemah, tinggal di sini tidak lagi masuk akal. Saya akan kembali ke Afghanistan untuk membuka toko sendiri."
Migran lain menambahkan: "Mata uang Iran telah jatuh drastis. Saya hampir tidak bisa menghasilkan $300 sebulan, dan pada akhirnya, tidak ada yang tersisa."
Yang lain yang tinggal di Iran secara ilegal melaporkan telah ditahan dan dideportasi.
Seorang migran yang dideportasi berbagi: "Saya tidak memiliki dokumen legal. Anak-anak saya juga tidak. Mereka ditangkap saat bekerja."
Para pejabat Iran telah menyebutkan tekanan ekonomi dan kekhawatiran keamanan sebagai alasan utama peningkatan deportasi migran Afghanistan.
Mereka menyatakan bahwa hingga 800.000 orang lagi dapat dideportasi dalam beberapa bulan mendatang.
Abdul Zuhor Mudaber, seorang ahli ekonomi, berkomentar: "Beberapa migran yang kembali ini memiliki keterampilan dan keahlian yang berharga. Mereka dapat berkontribusi pada angkatan kerja, sehingga bisnis lokal mereka harus didukung."
Menurut laporan terbaru, nilai mata uang nasional Iran telah turun 32 hingga 33 persen sejak awal tahun ini, yang menyebabkan kenaikan inflasi yang belum pernah terjadi sebelumnya selama sembilan bulan terakhir.
Statistik juga menunjukkan bahwa lebih dari enam juta warga negara Afghanistan saat ini berada di Iran. Dari jumlah tersebut, sekitar 1,6 juta telah dideportasi sejak awal tahun. (haninmazaya/arrahmah.id)
