NEW YORK (Arrahmah.com) – Pro kontra rencana pembangunan sebuah masjid di dekat lokasi serangan 11 September di New York kembali memicu gelombang protes anti-Muslim di Amerika Serikat, dari California ke Georgia, Guardian melaporkan pada Jumat (13/8/2010).
Tokoh-tokoh agama dan aktivis hak-hak sipil memperingatkan bahwa gelombang Islamophobia yang melanda negara itu sejak penghancuran menara kembar saat ini terus meningkat.
Para pemrotes sering meneriakkan kutukan dan kemarahan pada sebuah masjid yang rencananya akan dibangun di dekat World Trade Centre, yang menurut mereka akan digunakan sebagai tempat untuk menyebarkan kebencian.
Sebuah gereja di Florida, Dove World Outreach Centre, tengah merencanakan untuk menyelenggarakan hari pembakaran Al-Quran tepat pada tanggal 11 September dan menempelkan slogan besar di halaman gereja yang bertuliskan: “Islam adalah Iblis”.
Pendeta senior gereja, Terry Jones, dengan santai mengatakan bahwa dia hanya memperlihatkan wajah Islam yang sebenarnya dan apa adanya.
“Islam adalah agama kekerasan, yang mencoba menyamarkan dirinya sebagai agama damai untuk menipu masyarakat kita,” kata gereja.
“Islam adalah kebohongan yang didasarkan pada penipuan dan ketakutan. Di negara-negara Muslim, jika anda menyampaikan Injil atau masuk Kristen, anda akan dibunuh. Inilah agama Islam,” karangnya.
Sebuah lembaga pendidikan Islam terkemuka, Dewan Syura al-Azhar di Mesir, menuduh gereja Florida yang justru membangkitkan kebencian dan diskriminasi. Dewan al Azhar ini pun menyerukan kepada gereja-gereja Amerika lainnya untuk mengutuknya.
John Esposito, direktur Pusat Pemahaman Muslim-Kristen di Universitas Georgetown, mengatakan bahwa sengketa masjid tersebut merupakan salah satu wujud dari permusuhan yang lebih terbuka pasca serangan 11 September serta kelanjutan polemik pemilihan presiden terakhir dimana beberapa lawan Barack Obama berusaha menggambarkan dia sebagai seorang Muslim.
Itulah sebabnya, saat ini orang Amerika semakin terang-terangan untuk mengatakan bahwa mereka menentang masjid dengan alasan bahwa umat Islam adalah ancaman.
Di New York, kelompok yang menyebut dirinya Inisiatif Pembela Kebebasan Amerika mempropagandakan ketakutan mereka terhadap Islam dan pembangunan masjid ini dengan menempatkan iklan pada bis-bis yang ada New York. Propaganda ini bergambar sebuah pesawat terbang yang mengarah ke salah satu menara World Trade Centre dan bertuliskan “Masjid Besar, Mengapa Ada Di Sini?”.
Azeem Khan dari Asosiasi Islam Amerika Utara, mengatakan iklan semacam itu yang mempromosikan ketakutan dan kebencian. “Orang-orang menginginkan Islam dan umat Islam menjadi hantu saat ini,” katanya.
Isu ini semakin banyak dimanfaatkan oleh para politisi jelang pemilihan jangka menengah pada bulan November.
Sarah Palin, mantan wakil calon presiden, telah menjadi tokoh yang vokal menentang masjid yang kontroversial di New York tersebut.
Politisi terkemuka lainnya, Newt Gingrich, mantan ketua Partai Republik di Kongres yang diperkirakan akan mencalonkan diri sebagai presiden, telah memperingatkan bahwa umat Islam sedang berusaha untuk menerapkan hukum syariah di AS dan bahwa hal itu menimbulkan ancaman bagi kebebasan di Amerika. Gingrich mengatakan bahwa ia akan mendorong undang-undang yang akan mencegah negara dari penerapan hukum syariah. (althaf/arrahmah.com)