SANA’A (Arrahmah.id) – Amerika Serikat melancarkan serangan udara besar-besaran ke ibu kota Yaman, Sana’a, pada Sabtu (15/3). Serangan ini menargetkan kelompok Ansharullah (Houthi) sebagai respons atas ancaman mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah serta serangan mereka yang dianggap membahayakan kepentingan “Israel”.
Kelompok Houthi mengonfirmasi bahwa serangan udara Amerika dan ‘Israel’ telah menghantam beberapa titik di Sana’a. Media AS melaporkan bahwa perintah serangan ini datang langsung dari Presiden Donald Trump, dengan tujuan utama mengamankan jalur pelayaran internasional di Laut Merah dan mengirim peringatan keras kepada Iran.
Strategi Militer AS di Yaman
Ahli militer Kolonel Hatem Al-Falahi dalam wawancara dengan Al Jazeera menyebut serangan ini sebagai bagian dari strategi AS untuk membatasi pengaruh Iran di kawasan. Menurutnya, AS melihat Houthi sebagai ancaman bagi stabilitas regional, terutama setelah kelompok ini mengancam kapal-kapal AS dan ‘Israel’ di Laut Merah.
“Serangan ini bertujuan untuk melemahkan kekuatan militer Houthi dan menjauhkan mereka dari konflik di Gaza,” ungkap Al-Falahi. Namun, ia menilai bahwa serangan ini tidak akan sepenuhnya menghancurkan kekuatan Houthi, mengingat kondisi geografis Yaman yang bergunung-gunung serta taktik kelompok ini yang tidak bergantung pada gudang senjata tetap.
Ia juga memperkirakan bahwa Iran tidak akan meninggalkan Houthi begitu saja, mengingat Iran telah mengalami kerugian di Lebanon dan Suriah dan masih membutuhkan pengaruhnya di Yaman dalam menghadapi AS.
Trump Ancam ‘Neraka’ untuk Houthi
Dalam pernyataannya di platform Truth Social, Trump mengumumkan bahwa ia telah memerintahkan serangan besar-besaran terhadap Houthi di Yaman. Ia menegaskan bahwa AS tidak akan mentoleransi tindakan kelompok tersebut dan akan menggunakan “kekuatan yang dahsyat dan mematikan”.
“Kepada teroris Houthi, waktu kalian sudah habis. Hentikan serangan kalian, atau kalian akan menghadapi neraka seperti yang belum pernah kalian lihat sebelumnya!” ancam Trump.
Trump juga mengecam kebijakan Joe Biden terhadap Houthi, menyebutnya sebagai “sangat lemah dan memalukan”. Ia berjanji bahwa dirinya tidak akan membiarkan Houthi mengganggu jalur pelayaran di Laut Merah, salah satu rute perdagangan terpenting di dunia.
“Pasukan Amerika sedang menjalankan operasi melawan teroris untuk memulihkan kebebasan navigasi,” tulis Trump dalam pernyataannya.
Selain itu, Trump memperingatkan Iran untuk menghentikan dukungannya terhadap Houthi, menegaskan bahwa AS tidak akan tinggal diam terhadap siapa pun yang mengancam kepentingan rakyat Amerika.
Serangan Udara di Sana’a
Menurut media Yaman, serangan tersebut mencakup empat serangan udara yang menargetkan distrik Al-Jiraf di utara Sana’a, serta serangan di dekat gedung televisi pemerintah yang kini telah ditinggalkan.
(Samirmusa/arrahmah.id)