BOGOR (Arrahmah.id) – Wali Kota Bogor Dedie Rachim menerima hasil uji laboratorium terkait kasus keracunan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa ratusan siswa di Kecamatan Tanah Sereal.
Pemeriksaan dilakukan oleh Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Bogor atas sampel sisa makanan, muntahan siswa, air minum isi ulang, serta usap wadah makanan dan tangan petugas penyaji.
Makanan yang diperiksa termasuk nasi, telur mata sapi, tahu, dan tumis toge. Hasilnya menunjukkan adanya bakteri e. coli dan salmonella pada dua jenis makanan yang disajikan menyebabkan lebih dari 200 siswa mengalami gejala keracunan.
“Pemkot Bogor sudah melakukan penetapan kejadian luar biasa (KLB) tujuannya untuk bisa memastikan bahwa anak-anak yang terdampak apabila tidak tercover BPJS pemerintah daerah bisa menanggulangi terutama biaya perawatan dan rumah sakit,” kata Dedie di Kota Bogor, Rabu (14/5/2025).
Saat ini, jumlah siswa yang dirawat menurun seiring kondisi mereka yang membaik.
Pemkot Bogor juga tengah bekerja sama dengan BPOM untuk memperkuat pengawasan makanan dan distribusinya.
Dedie menekankan bahwa program MBG tetap penting dan harus dilanjutkan, namun dengan perbaikan menyeluruh agar siswa dan orang tua merasa aman.
Kabar mengejutkan datang dari Bogor, Jawa Barat. Ratusan siswa mengalami gejala keracunan makanan setelah mengonsumsi makan bergizi gratis (MBG).
Jumlah siswa yang keracunan mencapai 223 orang dari jenjang TK hingga SMA.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno mengatakan, data tersebut tercatat hingga hari Senin, 12 Mei 2025 kemarin berdasarkan penyelidikan epidemiologi lanjutan terhadap 13 sekolah.
(ameera/arrahmah.id)