Memuat...

Seorang Perempuan Palestina Tewas Akibat Bangunan Roboh di Gaza saat Badai Hebat Melanda

Zarah Amala
Senin, 29 Desember 2025 / 9 Rajab 1447 08:13
Seorang Perempuan Palestina Tewas Akibat Bangunan Roboh di Gaza saat Badai Hebat Melanda
Hujan lebat, angin kencang, dan penurunan suhu yang drastis telah membanjiri tempat penampungan dan menghancurkan ribuan tenda. (Foto: via QNN)

GAZA (Arrahmah.id) - Seorang perempuan Palestina tewas dan sejumlah anggota keluarganya terluka setelah sebuah bangunan runtuh akibat badai hebat yang melanda Jalur Gaza, Ahad (28/12/2025), ketika cuaca ekstrem memperparah kehancuran yang ditinggalkan oleh serangan ‘Israel’ yang terus berlangsung di wilayah tersebut.

Sumber medis kepada kantor berita Anadolu menyatakan bahwa dinding sebuah bangunan hunian yang sebelumnya rusak akibat pengeboman ‘Israel’ runtuh dan menimpa tenda pengungsian di kawasan Al-Rimal, Kota Gaza. Insiden itu menewaskan seorang perempuan berusia 30 tahun dan melukai beberapa anggota keluarganya.

Hujan lebat disertai angin kencang telah menghantam Gaza sejak Sabtu malam, menyebabkan ribuan tenda yang menampung warga Palestina pengungsi terendam air dan tercerabut dari tempatnya, menurut kesaksian warga dan laporan koresponden di lapangan.

Di Gaza selatan, ratusan tenda yang didirikan di sepanjang pesisir Khan Yunis terendam banjir setelah gelombang laut tinggi, yang dipicu oleh sistem tekanan udara rendah, menerjang kawasan pengungsian di tepi pantai.

Kondisi cuaca ini menjadi ancaman serius bagi warga Palestina yang terpaksa tinggal di tenda-tenda rapuh atau bangunan yang rusak parah akibat serangan berulang sejak Oktober 2023. Banyak keluarga masih bertahan di struktur yang tidak stabil atau tempat perlindungan darurat yang nyaris tidak memberikan perlindungan dari angin, hujan, maupun reruntuhan.

Angin kencang dan hujan deras pada Sabtu malam (27/12) membanjiri tenda-tenda di daerah rendah dan merobek tenda lainnya dari tanah, memaksa keluarga, termasuk anak-anak, keluar menghadapi dingin. Upaya mengamankan tempat tinggal gagal seiring kecepatan angin yang mencapai hingga 100 kilometer per jam.

Menurut prakiraan cuaca Al Jazeera, sistem tekanan rendah kutub membawa badai petir dan curah hujan antara 20 hingga 50 milimeter, yang mengancam akan mencabut seluruh tenda pengungsian di wilayah tersebut.

Air hujan dengan cepat menggenangi berbagai wilayah Gaza akibat kehancuran infrastruktur dan kondisi tanah yang berlumpur, memperburuk situasi di tengah penurunan suhu. Sebelumnya pada Sabtu, Pemerintah Kota Gaza Utara memperingatkan bahwa wilayah tersebut telah menjadi tidak layak huni akibat kehancuran yang ditimbulkan ‘Israel’ dan mendesak lembaga internasional untuk segera turun tangan sesuai hukum internasional.

Pemerintah kota juga menyerukan dukungan mendesak, termasuk penyediaan bahan bakar, suku cadang, dan peralatan untuk mengoperasikan sumur air, sistem pengangkutan sampah, serta pompa pembuangan limbah. (zarahamala/arrahmah.id)

HeadlinePalestinaGazabanjirGenosidapengungsibadai