LONDON (Arrahmah.id) — Surat kabar The Telegraph melaporkan bahwa Inggris tengah diam-diam memperbarui rencana daruratnya yang telah disusun sejak dua dekade lalu, sebagai persiapan menghadapi kemungkinan serangan militer langsung dari Rusia. Langkah ini didorong oleh kekhawatiran atas kurangnya kesiapan, di tengah meningkatnya ancaman dari Rusia akibat dukungan Inggris terhadap Ukraina.
Pembaruan “Rencana Pertahanan Nasional” tersebut mencakup sejumlah poin penting, di antaranya:
- Pemerintahan saat perang: Penentuan bagaimana pemerintahan akan tetap berjalan di masa perang, termasuk penggunaan bunker untuk kabinet dan keluarga kerajaan.
- Komunikasi publik: Rencana penyiaran oleh BBC untuk memberikan panduan keselamatan kepada warga, seperti cara berlindung dari serangan rudal.
- Manajemen sumber daya: Strategi penyimpanan dan penghematan sumber daya penting seperti makanan dan bahan bangunan.
- Perlindungan infrastruktur vital: Mengatasi kelemahan infrastruktur penting seperti fasilitas gas, kabel bawah laut, pembangkit listrik tenaga nuklir, dan pusat transportasi dari ancaman rudal konvensional, senjata nuklir, dan serangan siber. Pemerintah memperingatkan bahwa serangan terhadap fasilitas tenaga nuklir dapat menimbulkan “dampak keamanan, kesehatan, lingkungan, dan ekonomi yang besar dan berkepanjangan”.
- Perang siber: Untuk pertama kalinya, rencana ini secara eksplisit membahas ancaman meningkat dari perang siber, dengan menyebut kemampuan peretas yang disponsori negara musuh untuk melumpuhkan layanan penting negara. Kepala dinas intelijen dalam negeri Inggris MI5, Ken McCallum, menyatakan terjadi peningkatan sebesar 48% pada ancaman yang menarget sektor pemerintahan dalam setahun terakhir, seiring dengan meningkatnya serangan siber Rusia akibat perang Ukraina.
- Pertahanan rudal: Para pejabat pertahanan menyerukan pengembangan sistem pertahanan udara Inggris yang setara dengan Kubah Besi milik “Israel”.
Seorang pejabat senior Angkatan Udara Inggris memperingatkan bahwa rudal Rusia kemungkinan mampu menembus sistem pertahanan Inggris, terlebih dalam konteks pengembangan rudal hipersonik oleh Rusia, Cina, dan Iran yang sulit dicegat.
Rencana tersebut disusun berdasarkan dokumen yang disebut “Buku Perang” yang berasal dari era Perang Dingin, yang merinci respons London terhadap serangan nuklir, termasuk rencana evakuasi darurat dan pembagian wilayah Inggris menjadi 12 zona yang masing-masing dipimpin oleh pejabat yang ditunjuk.
Pembaruan ini bertepatan dengan rencana Partai Buruh untuk merilis tinjauan strategi pertahanan mereka, yang akan menilai kondisi angkatan bersenjata dan mempertimbangkan “opsi untuk memperkuat keamanan domestik” setelah puluhan tahun pengurangan jumlah personel militer.
Seorang juru bicara pemerintah menyatakan bahwa “Kerajaan Inggris memiliki rencana darurat yang solid untuk berbagai kemungkinan krisis, yang telah dikembangkan dan diuji selama bertahun-tahun.” Namun, rincian dari rencana tersebut diperkirakan akan tetap dirahasiakan selama beberapa dekade mendatang, menurut Telegraph.
(Samirmusa/arrahmah.id)