TEPI BARAT (Arrahmah.id) – Kampanye Nasional untuk Pemulangan Jasad Syuhada mengungkapkan bahwa penjajah “Israel” masih menahan 665 jasad syuhada di “Makam Nomor” dan lemari pendingin.
Beberapa di antaranya telah gugur sejak tahun 1960-an dan 1970-an. Jasad terbaru yang ditahan adalah milik para syuhada dari Kamp Pengungsi Al-Far’ah di Tepi Barat, yang dibunuh pada Rabu malam lansir Al Jazeera
Jumlah ini belum mencakup jasad para syuhada yang berasal dari Jalur Gaza, karena tidak ada data akurat mengenai jumlah mereka.
Kuburan Massal Tanpa Nama
“Makam Nomor” adalah istilah bagi kuburan rahasia tempat jasad rakyat Palestina dan warga Arab lainnya dikuburkan secara sembarangan oleh tentara “Israel”. Setiap jasad hanya ditandai dengan angka sesuai dengan berkas keamanan mereka.
Dalam dua dekade terakhir, sejumlah lokasi “Makam Nomor” terungkap, terutama di wilayah Lembah Yordan dan bagian utara Palestina. Praktik ini telah berlangsung sejak awal pendirian “Israel”, dan hingga kini hanya sebagian kecil yang terbongkar.
Taktik Balas Dendam dan Tawar-Menawar
Menurut aktivis HAM, penahanan jasad syuhada ini adalah bentuk hukuman kolektif yang ditujukan untuk menyiksa keluarga korban. “Israel” menggunakan jasad mereka sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi dan untuk menghambat aksi perlawanan rakyat Palestina.
Selain itu, kebijakan ini bertujuan mencegah pemakaman para syuhada berubah menjadi aksi protes besar-besaran. Penjajah juga ingin menghindari dokumentasi kondisi jasad yang telah lama disimpan dalam lemari pendingin.
Pencurian Organ Syuhada
Kampanye Nasional untuk Pemulangan Jasad Syuhada sebelumnya mengungkap praktik pencurian organ oleh tentara “Israel”. Jasad syuhada yang ditahan diduga telah mengalami pengambilan organ secara ilegal dan diperjualbelikan ke pusat medis tertentu.
Institut Forensik Abu Kabir juga disebut-sebut melakukan barter organ para syuhada dengan peralatan medis.
Hingga kini, organisasi HAM terus menekan komunitas internasional untuk menuntut pertanggungjawaban “Israel” atas pelanggaran ini.
(Samirmusa/arrahmah.id)