MOGADISHU (Arrahmah.com) – Malang betul nasib pemerintah Somalia. Kondisinya yang lemah tengah diperparah dengan batalnya perjanjian pembagian kekuasaan yang ditandatanganinya bersama kelompok moderat Ahlu Sunnah Wal-Jamaah. Hal ini dilansir oleh allAfrica.com pada Kamis (1/7).
Syaikh Muhammad Syaikh Hassan, pemimpin Ahlu Sunnah mengatakan gagalnya perjanjian itu diawali oleh perangai pemerintah Somalia yang melibatkan pihak-pihak di luar kelompoknya dalam pelaksanaan isi perjanjian tersebut.
“Kami menyatakan bahwa perjanjian pembagian kekuasaan itu telah usai karena pemerintah Somalia memberikan beberapa orang yang bukan bagian dari kami, posisi yang seharusnya diberikan pada Ahlu Sunnah,” katanya.
“Orang-orang yang diberi posisi ini adalah para politisi yang tidak ada hubungan dengan perjanjian. Tapi agenda utama mereka adalah untuk menggagalkan pelaksanaan perjanjian,” tambahnya.
Syaikh Hassan yang mewakili kelompoknya dalam menandatangani perjanjian di ibukota Ethiopia, Addis Ababa, sebelumnya telah memperingatkan mengenai infiltrasi para politisi dan komandan militer yang haus kekuasaan ke dalam perjanjian.
Ahlu Sunnah dijanjikan pemerintah untuk sejumlah posisi menteri dan militer dalam pemerintahan transisi Somalia dengan syarat memberikan dukungan maksimal dalam memerangi mujahidin. Sejumlah pertempuran pun pernah dan tengah dilakukan oleh Ahlu Sunnah bersama dengan pasukan pemerintah Somalia melawan pasukan mujahidin di Mogadishu.
Pemerintah sementara Somalia hidup atas dukungan Barat. Kondisinya sangat mengenaskan. Belum lagi belakangan ini, tidak sedikit para pejabatnya yang mengancam untuk hengkang dari pemerintahannya. (althaf/arrahmah.com)