WASHINGTON (Arrahmah.id) — Pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel bentrok di Universitas California, Los Angeles (UCLA) ketika demonstrasi mengenai perang di Gaza terus berlanjut di kampus-kampus Amerika Serikat (AS). Bentrokan terjadi setelah penghalang yang memisahkan kedua belah pihak dilanggar.
Dikansir Reuters (29/4/2024), di UCLA, kelompok pro-Palestina telah bertambah besar dalam beberapa hari terakhir, begitu pula dengan kelompok kontra-protes yang pro-Israel.
Banyak pengunjuk rasa pro-Palestina berusaha menjauhkan diri dari insiden antisemit namun dalam beberapa kasus mereka menyalahkan adanya agitator dari luar.
Hingga Ahad (28/4), kedua belah pihak masih damai ketika berunjuk rasa, namun ketika polisi masuk kampus dengan tongkat untuk memisahkan mereka, terjadilah betntrokan.
Belum jelas kelompok mana yang menerobos penghalang yang memisahkan mereka.
“Kami sedih atas kekerasan yang terjadi,” demikian keterangan UCLA.
Mereka menambahkan bahwa langkah-langkah keamanan tambahan telah diberlakukan sebagai tanggapannya.
Ketegangan berkobar di universitas-universitas AS setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel, dan serangan balasan militer Israel yang telah menewaskan lebih dari 34.000 orang di Gaza.
Dalam dua pekan terakhir, pemberontakan berskala nasional telah terjadi dan para pejabat universitas dan penegak hukum kesulitan untuk mengatasinya.
Gerakan ini tampaknya semakin diperkuat dengan penangkapan lebih dari 100 pengunjuk rasa di Universitas Columbia di New York City setelah polisi dipanggil untuk membersihkan sebuah perkemahan.
Ratusan orang telah ditangkap di berbagai lokasi di seluruh AS dari pantai ke pantai – banyak di antaranya mendirikan tenda sendiri di halaman universitas.
Para pengunjuk rasa menuntut gencatan senjata dalam konflik tersebut, dan universitas-universitas mereka – yang sebagian besar memiliki dana abadi yang besar – memutus hubungan keuangan, atau melakukan divestasi, dari Israel.
Mereka mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang melakukan bisnis di atau dengan negara Israel terlibat dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza – dan begitu pula lembaga-lembaga yang berinvestasi di perusahaan-perusahaan tersebut. (hanoum/arrahmah.id)