Memuat...

Abu Ubaidah Syahid, Al-Qassam Umumkan Detail Baru

Zarah Amala
Selasa, 30 Desember 2025 / 10 Rajab 1447 09:41
Abu Ubaidah Syahid, Al-Qassam Umumkan Detail Baru
Hudhaifa Samir Abdullah Al-Kahlout, dikenal sebagai "Abu Ubaida" (via X)

GAZA (Arrahmah.id) - Secara resmi, Brigade Izzuddin al-Qassam pada Senin (29/12/2025) mengumumkan gugurnya juru bicara militernya, Abu Ubaidah, sosok bertopeng yang selama dua tahun terakhir terus dinanti dunia hampir setiap hari untuk mengikuti perkembangan Operasi Banjir Al-Aqsha.

Dalam pernyataannya, al-Qassam menyebut Abu Ubaidah sebagai “suara umat yang menggelegar, lelaki kata dan sikap, denyut Palestina, al-Quds, rakyatnya, dan para pejuangnya, pemimpin media al-Qassam, serta sosok yang meninggalkan dampak besar di hati umat.”

Identitas Asli Abu Ubaidah

Untuk pertama kalinya, Brigade al-Qassam mengungkap identitas asli juru bicaranya. Selama bertahun-tahun, identitas Abu Ubaidah dirahasiakan karena ia telah lama masuk dalam daftar target pembunuhan 'Israel'.

Al-Qassam menjelaskan bahwa Abu Ubaidah bernama Hudhaifa Samir Abdullah al-Kahlout, dengan kuniyah Abu Ibrahim. Selain itu, al-Qassam juga merilis foto dirinya tanpa penutup wajah untuk pertama kalinya.

Dalam pernyataan Hamas, disebutkan bahwa Abu Ubaidah gugur dalam serangan udara 'Israel' yang digambarkan sebagai “keji dan pengecut,” setelah memimpin sistem media al-Qassam dengan penuh keteguhan. Bersama rekan-rekannya, ia disebut berhasil menyampaikan kepada dunia jalannya Operasi Banjir Al-Aqsha serta keberanian para pejuang Gaza yang mengejutkan kawan dan lawan.

Pernyataan tersebut tidak menyebutkan secara spesifik tanggal serangan yang menyebabkan gugurnya Abu Ubaidah. Namun, 'Israel' sebelumnya mengumumkan pada 30 Agustus lalu bahwa Abu Ubaidah telah gugur dalam serangan udara di Kota Gaza. Saat itu, Menteri Pertahanan 'Israel' Yisrael Katz menyatakan keberhasilan “menyingkirkan” Abu Ubaidah, disusul pernyataan bersama militer 'Israel' dan badan intelijen dalam negeri (Shin Bet). Hamas saat itu tidak mengonfirmasi maupun membantah klaim tersebut.

Hamas menyatakan bahwa Abu Ubaidah gugur bersama istri dan anak-anaknya dalam serangan 'Israel'. Pernyataan itu menyebut kematiannya sebagai “akhir yang diberkahi” yang ia dambakan, setelah menjalani kehidupan panjang penuh jihad, pengorbanan, keteguhan, dan ribath di Gaza.

Rekam Jejak Militer

Menurut al-Qassam, rekam jejak militer Abu Ubaidah membentang selama sekitar 20 tahun, yang ia dedikasikan untuk “menggentarkan musuh dan menenangkan hati kaum beriman.”

Abu Ubaidah pertama kali muncul secara luas pada 25 Juni 2006, ketika mengumumkan Operasi “Al-Wahm al-Mutabadid” yang menewaskan dua tentara 'Israel' dan menyebabkan penangkapan prajurit Gilad Shalit.

Perkiraan 'Israel' menyebutkan bahwa Abu Ubaidah mulai aktif di media sejak 2002 sebagai salah satu tokoh lapangan senior al-Qassam. Setelah 2006, ia secara resmi menjadi juru bicara Brigade Izzuddin al-Qassam, selalu tampil tanpa memperlihatkan wajahnya.

Namanya semakin menguat di dunia Arab dan Islam setelah Operasi Banjir Al-Aqsha pada 7 Oktober 2023. Selama hampir dua tahun, Abu Ubaida secara rutin menyampaikan laporan operasi militer dan sikap resmi perlawanan kepada publik internasional.

Asal Wilayah dan Latar Belakang Akademik

Sejumlah informasi menyebutkan bahwa Abu Ubaidah berasal dari desa Na‘liya di Gaza, yang diduduki 'Israel' pada 1948. Ia kemudian tinggal di Jabalia, Gaza utara. Rumahnya beberapa kali menjadi sasaran serangan 'Israel' pada 2008, 2012, 2014, dan kembali dibombardir selama Operasi Banjir Al-Aqsha.

Sejumlah bocoran menyebutkan bahwa Abu Ubaidah meraih gelar magister pada 2013 dari Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Gaza, dengan tesis bertema “Tanah Suci dalam Yudaisme, Kristen, dan Islam.” Ia juga dikabarkan tengah menempuh studi doktoral di bidang yang sama.

Abu Ubaidah dikenal memiliki kemampuan komunikasi yang kuat, dengan gaya retoris yang memadukan ketegasan dan ketenangan. Karisma sosoknya diperkuat oleh anonimitas, intonasi suara, serta cara penyampaian yang ringkas, sistematis, dan minim emosi berlebihan saat mengulas detail militer maupun politik. (zarahamala/arrahmah.id)

HeadlinePalestinaGazabrigade al-qassamabu ubaida