GAZA (Arrahmah.id) – Sejumlah anak-anak dan perempuan tewas terbakar hidup-hidup setelah jet tempur ‘Israel’ menggempur sebuah sekolah yang penuh sesak di Gaza utara. Tempat yang seharusnya menjadi perlindungan berubah menjadi neraka.
Serangan ini menargetkan Sekolah Osama Bin Zaid di daerah Al-Saftawi, sebelah utara Kota Gaza. Sedikitnya 10 orang tewas, termasuk dua anak-anak dan seorang perempuan. Sumber medis di Kompleks Medis Al-Shifa mengonfirmasi bahwa mereka menerima jenazah dalam kondisi hangus terbakar, menyebut pemandangan itu sebagai “mengerikan”.
Menurut saksi mata, serangan udara tersebut memicu kebakaran besar yang melahap bangunan sekolah, membakar para korban hidup-hidup. Sebagian besar korban tewas dan luka-luka adalah perempuan dan anak-anak yang sebelumnya mengungsi ke sekolah ini untuk menyelamatkan diri dari serangan ‘Israel’ sebelumnya.
Rekaman video yang diambil warga memperlihatkan api menjilat ruang-ruang kelas, sementara warga sipil yang terluka terperangkap di bawah reruntuhan. Dalam salah satu video yang mengoyak hati, seorang pria tampak jatuh terduduk dalam duka saat menggendong jasad bayi yang hangus terbakar dari lantai atas sekolah.
Suasana di lokasi penuh kepanikan. Warga sekitar berusaha menyelamatkan korban dari kobaran api, menggunakan alat seadanya, di tengah asap tebal dan teriakan minta tolong yang memenuhi udara.
Warga di media sosial membagikan rekaman mengerikan, termasuk seorang pria yang terjebak dalam api, tubuhnya terluka, sementara orang-orang bergegas menyelamatkannya. Gambar-gambar ini menyulut kemarahan publik di berbagai penjuru wilayah, dan kembali memunculkan seruan mendesak untuk intervensi internasional.
Pembantaian terbaru ini menambah daftar panjang serangan ‘Israel’ terhadap sekolah, tempat pengungsian, dan rumah sakit di seluruh Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, dalam 24 jam terakhir saja, tercatat 72 warga Palestina tewas dan 174 lainnya luka-luka.
Sejak 7 Oktober 2023, genosida yang dilakukan ‘Israel’ di Gaza telah menewaskan lebih dari 56.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 132.000 orang, dengan 72% korban adalah perempuan dan anak-anak. Sedikitnya 11.000 orang masih hilang, banyak di antaranya diyakini terkubur di bawah puing-puing.
Krisis kemanusiaan di Gaza terus memburuk, sementara ‘Israel’ terus memblokir masuknya makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan yang menyelamatkan nyawa. Konvoi bantuan kemanusiaan dibatasi, dan rumah sakit nyaris lumpuh di bawah bayang-bayang ancaman serangan udara.
Warga dan kelompok hak asasi manusia terus menyuarakan bahwa ini adalah genosida yang sedang berlangsung, di mana keluarga-keluarga yang terusir bahkan dibantai di zona-zona yang diklaim sebagai “aman”. (zarahamala/arrahmah.id)