Dibantu Yordania dan Suriah, AS Gelar Operasi Besar Perangi ISIS

Hanoum
Senin, 22 Desember 2025 / 2 Rajab 1447 07:10
Dibantu Yordania dan Suriah, AS Gelar Operasi Besar Perangi ISIS
Dibantu Yordania dan Suriah, AS Gelar Operasi Besar Perangi ISIS

DAMASKUS (Arrahmah.id) -- Dengan dukungan penuh dari Yordania dan Suriah, Amerika Serikat menggelar operasi besar memerangi kelompok militan Islamic State (ISIS) di Suriah di Suriah tengah dan timur sejak 19 Desember 2025. Operasi yang diberi nama 'Operasi Hawkeye Strike' ini dilakukan sebagai pembalasan atas serangan ISIS yang menewaskan 3 militer AS.

Sebuah lembaga pemantau Suriah mengatakan, lima anggota kelompok ISIS tewas dalam serangan pasukan Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (20/12) malam, dan Yordania mengkonfirmasi partisipasinya dalam serangan tersebut.

"Setidaknya lima anggota kelompok Negara Islam (ISIS) tewas di provinsi Deir Ezzor, Suriah timur," kata kepala Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah, Rami Abdel Rahman, dilansir dari ABC News (21/12).

Selain 5 orang tadi, pasukan AS dan sekutu dilaporkan melakukan sekitar sepuluh serangan setelah serangan Palmyra, yang mengakibatkan kematian atau penangkapan sekitar 23 pejuang ISIS, seperti yang dirinci oleh CNN dan The New York Times.

Sementara militer Yordania mengatakan angkatan udaranya telah bergabung dalam operasi tersebut untuk mencegah organisasi ekstremis tersebut memanfaatkan wilayah yang dikuasinya guna menyerang negara tetangga.

Komando Pusat AS (CENTCOM) mengkonfirmasi bahwa operasi tersebut menghantam lebih dari 70 target di berbagai lokasi di Suriah tengah. Serangan tersebut, yang mencakup gurun Homs, Deir ez-Zor, dan provinsi Raqqa, dilakukan menggunakan berbagai peralatan militer yang tangguh: jet F-15 dan A-10, helikopter Apache, sistem roket HIMARS, dan lebih dari 100 amunisi berpemandu presisi.

Presiden Donald Trump, berbicara di media sosial dan di sebuah rapat umum di Rocky Mount, North Carolina, menggarisbawahi keseriusan respons AS.

Di jaringan Truth Social miliknya, Presiden AS Donald Trump mengatakan, "Mereka yang menyerang orang Amerika akan dipukul lebih keras daripada yang pernah adan alami sebelumya."

Ia juga mengungkapkan bahwa pemerintah Suriah, di bawah Presiden Ahmad Asy Syaraaa, sepenuhnya mendukung operasi AS.

Kolaborasi ini menandai pergeseran penting dalam dinamika politik kawasan tersebut. Pemerintah Suriah, yang sebelumnya berkonflik dengan ISIS, secara resmi bergabung dengan koalisi pimpinan AS melawan ISIS pada 12 November 2025, menjadi mitra ke-90.

Kementerian Luar Negeri Suriah mengeluarkan pernyataan yang menegaskan kembali komitmen negara tersebut untuk memerangi ISIS dan memastikan kelompok tersebut tidak menemukan tempat perlindungan di tanah Suriah.

Kementerian tersebut menyerukan kepada Amerika Serikat dan sekutu koalisi untuk membantu Damaskus dalam memberantas sisa-sisa ekstremis.

"Suriah teguh dalam komitmennya untuk memerangi ISIS dan memastikan bahwa mereka tidak memiliki tempat perlindungan yang aman di wilayah Suriah," bunyi pernyataan tersebut, seperti yang dikutip oleh Reuters. (hanoum/arrahmah.id)

 

 

SuriahHeadlineAmerika Serikatislamic stateyordaniaISIS