GAZA (Arrahmah.id) — Kelompok perlawanan Palestina Hamas akan membebaskan enam tawanan Israel dan menyerahkan jenazah empat orang lainnya akhir pekan ini sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata Gaza, kata pemimpin kelompok itu di Gaza.
Khalil al-Hayya kemudian mengatakan penyerahan jenazah akan dilakukan di Gaza pada hari Kamis dan enam tawanan Israel yang masih hidup akan dibebaskan pada hari Sabtu.
“Hamas telah membuktikan, bersama dengan perlawanannya, keseriusannya dalam melaksanakan perjanjian dengan tanggung jawab penuh,” katanya, seperti dikutip dari Al Jazeera (18/2/2025).
“Kami menekankan perlunya mewajibkan Israel untuk melaksanakan semua ketentuan perjanjian tanpa penundaan”.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa pembicaraan di Mesir menghasilkan kesepakatan tentang pembebasan enam tawanan Israel yang masih hidup pada hari Sabtu sebagai bagian dari fase pertama kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.
Israel juga akan menerima jenazah empat tawanan yang tewas pada hari Kamis, sebelum empat jenazah lainnya minggu depan, kata pernyataan itu.
Fase pertama gencatan senjata Gaza, yang ditengahi oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir, akan berakhir pada tanggal 1 Maret. Negosiasi pada tahap berikutnya, termasuk penghentian perang secara permanen, belum dimulai.
Melaporkan dari Amman, Yordania, Hamdah Salhut dari Al Jazeera mengatakan pembebasan tersebut bisa menjadi perkembangan besar terkait negosiasi pada fase kedua gencatan senjata.
“Hamas mengatakan mereka melakukan ini karena mereka ingin fase kedua berlangsung. Israel telah meminta ini selama sekitar seminggu sekarang, dengan mengatakan mereka ingin jenazah beberapa tawanan dibebaskan lebih cepat daripada akhir fase pertama,” katanya.
Al-Hayya mengatakan bahwa jenazah anggota keluarga Bibas akan termasuk di antara yang diserahkan pada hari Kamis. Pada bulan November 2023, Hamas mengumumkan keluarga itu tewas dalam serangan udara Israel.
Suami dan ayah Yarden Bibas dibebaskan bulan lalu sebagai bagian dari fase pertama kesepakatan gencatan senjata.
“Militer Israel mengatakan mereka sangat khawatir atas nasib ibu dan kedua anaknya, tetapi tidak mengonfirmasi apakah mereka terbunuh. Hamas kini mengonfirmasi bahwa mereka akan melepaskan jenazah tersebut,” kata Salhut dari Al Jazeera.
Mantan direktur jenderal Kementerian Luar Negeri Israel Alon Liel, menunjukkan bahwa tindakan Hamas mengembalikan jenazah tawanan Israel ke Palang Merah, “dapat berdampak buruk pada masyarakat Israel.”
Ia mengatakan bahwa itu akan menjadi hari berkabung di Israel yang akan mengejutkan masyarakat.
“Tetapi itu masih lebih baik daripada tidak mendapatkan apa pun dari Hamas. Kami ingin semua sandera yang masih hidup dan jenazahnya kembali ke Israel sesegera mungkin,” kata Liel. (hanoum/arrahmah.id)