GAZA (Arrahmah.id) – Gerakan Perlawanan Islam Hamas menyatakan keheranannya atas kegaduhan yang ditimbulkan oleh “Israel” setelah klaimnya bahwa jenazah tahanan Shiri Bibas tidak cocok dengan hasil tes DNA. Hamas juga menolak ancaman yang dilontarkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang dianggap sebagai upaya untuk memperbaiki citranya di tengah perselisihan internal di “Israel.”
Dalam pernyataan resminya, Hamas menegaskan pentingnya menjalankan semua ketentuan dalam kesepakatan yang telah disepakati.
“Kami di Hamas menegaskan keseriusan dan komitmen penuh kami terhadap seluruh kewajiban kami. Kami tidak memiliki kepentingan untuk melanggar atau menahan jenazah apa pun,” ujar Hamas dalam pernyataan pers yang dirilis Jumat (21/2).
Hamas juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima klaim dari “Israel” melalui mediator dan akan meneliti secara mendalam sebelum mengumumkan hasilnya.
Sumber di dalam Hamas menyebutkan bahwa ada kemungkinan terjadi kesalahan atau kekacauan dalam identifikasi jenazah akibat serangan udara yang dilakukan “Israel” terhadap lokasi di mana keluarga Bibas dan warga Palestina lainnya berada.
Sumber media, termasuk dari pernyataan Hamas yang dikutip oleh sejumlah outlet berita, menegaskan bahwa serangan brutal “Israel” di Gaza bisa menjadi penyebab utama ketidakcocokan identifikasi jenazah.
Hamas juga mendesak “Israel” untuk segera mengembalikan jenazah yang diklaim sebagai milik seorang perempuan Palestina yang menjadi korban serangan udara.
Situasi ini semakin meningkatkan ketegangan di tengah negosiasi pertukaran tahanan, sementara Hamas menegaskan bahwa mereka akan segera mengungkap hasil penyelidikan terkait klaim “Israel.”
(Samirmusa/arrahmah.id)