AMMAN (Arrahmah.id) — Kelompok perlawanan Palestina Hamas mendesak Yordania untuk membebaskan anggota sel Ikhwanul Muslimin (IM) yang ditangkap pekan lalu oleh Intelijen Yordania. Mereka ditangkap setelah dituduh akan melakukan aksi terorisme dengan memproduksi roket dan pesawat nirawak, yang dilatih oleh para pemimpin Hamas di Lebanon.
Dilansir Al Jazeera (22/4/2025), Hamas mengklaim dalam pernyataan mereka bahwa tindakan anggota IM yang ditangkap termotivasi oleh dukungan untuk Palestina dan pembelaan terhadap Al Quds dan Masjid al Aqsa.
Hamas juga mengklaim bahwa tindakan para operator yang ditangkap sama sekali tidak akan menargetkan keamanan atau stabilitas Yordania.
Menurut Hamas, 16 anggota IM itu justru sedang mendukung perlawanan Palestina yang merupakan tugas nasional Yordania dan desakan moral.
“Itu tidak boleh dikutuk atau dikriminalisasi, tetapi justru dirayakan, dan para pendukungnya harus diberi ucapan terima kasih,” seraya menambahkan bahwa mereka menghormati setiap suara bebas dan inisiatif tulus di Yordania dan di seluruh negeri yang berkontribusi dalam mendukung keteguhan rakyat kita.”
Setelah memuji anggota sel yang ditangkap, Hamas juga menegaskan untuk menghargai posisi Yordania yang menolak rencana untuk mengusir rakyat Palestina dari Jalur Gaza, menegaskan komitmen tertinggi mereka terhadap keamanan dan stabilitas Kerajaan Hashemite Yordania dan semua negara Arab dan Islam.
Pekan lalu, otoritas Yordania mengumumkan penangkapan 16 anggota sel yang memiliki hubungan dengan Hamas dan organisasi induknya, IM.
Penangkapan tersebut disertai dengan siaran pers yang meriah dan video promosi yang merinci bagaimana intelijen lokal telah mengikuti sel tersebut sejak 2021, terutama tiga anggota utamanya, yang ditemukan telah menyimpan puluhan kilogram bahan peledak tinggi, bekerja untuk membuat badan roket.
Otoritas menemukan cukup banyak suku cadang untuk membuat sekitar 300 roket dengan jangkauan 3 hingga 5 kilometer.
IM di Yordania telah lama menjadi katalisator yang memungkinkan identitas Palestina di Yordania, penentang keras perjanjian damai dengan Israel sejak ditandatangani pada tahun 1994, dan kekuatan terdepan dalam protes pro-Hamas dan anti-Israel.
Awal pekan ini, anggota sel tersebut dilaporkan dilarang menjadi anggota partai politik IM di kerajaan tersebut, Front Aksi Islam. Laporan lain yang berasal dari Kerajaan Hashemite mengklaim bahwa seluruh gerakan payung IM di Yordania terancam dilarang setelah kasus tersebut. (hanoum/arrahmah.id)