ISLAMABAD (Arrahmah.id) — Dalam perang terbaru antara India dan Pakistan yang meletus pada awal Mei 2025, Angkatan Udara Pakistan (PAF) mengklaim telah menembak jatuh 5 pesawat tempur India, termasuk 3 jet tempur Rafale buatan Prancis, menggunakan jet tempur J-10C buatan Cina yang dilengkapi rudal PL-15.
Dilansir The Asia Mirror (8/5/2025), meskipun klaim ini belum sepenuhnya diverifikasi secara independen, beberapa laporan internasional dan sumber intelijen mengindikasikan 1 Rafale India telah hilang dalam pertempuran tersebut.
Lantas apa kenapa bisa terjadi hal tersebut? Berikut penjelasannya:
1. Sistem elektronik Rafale Terganggu Jamming dari J-10C
Meski Rafale adalah jet tempur multirole buatan Prancis yang telah terbukti dalam berbagai operasi militer, namun, dalam konflik ini, beberapa laporan menyebutkan sistem peperangan elektronik Rafale terganggu oleh jamming dari J-10C.
2. Rudal PL-15 milik J-10C yang mampu menembak dari jarak 200 km
Rudal PL-15, yang merupakan rudal udara-ke-udara jarak jauh dengan panduan radar aktif ternyata lebih mampu bertarung saat dog fight. PL-15 dirancang untuk menyerang target pada jarak lebih dari 200 km, memberikan keunggulan dalam pertempuran BVR (Beyond Visual Range). Dalam konflik ini, penggunaan PL-15 memungkinkan J-10C menyerang Rafale sebelum jet tersebut dapat merespons atau menghindar.
3. Radar AESA pada J-10C yang sulit dilacak
Radar AESA memungkinkan deteksi target dari jarak jauh tanpa terlalu banyak sinyal pancaran yang bisa dilacak oleh musuh (low probability of intercept).
Jika PAF mematikan sebagian pancaran radar dan menggunakan data dari sumber eksternal (seperti AWACS China), maka mereka bisa menyerang secara diam-diam dari jarak jauh.
4. Electronic Warfare dan SPECTRA
Walaupun SPECTRA pada Rafale termasuk sistem EW terbaik di dunia, laporan dari medan menyebut J-10C memanfaatkan taktik jamming dan decoy (umpan) secara masif, dan bahkan mengganggu sistem avionik Rafale.
Hal ini bisa terjadi karena: AU Pakistan memadukan J-10C dengan drone EW atau jet khusus jamming seperti EA-03. Ada kemungkinan sistem komunikasi antar-Rafale terganggu, menyebabkan formasi India kacau.
5. Pilot yang terlatih
Pakistan telah bekerja keras meningkatkan standar latihan pilot J-10C mereka, termasuk latihan bersama Angkatan Udara China (PLAAF). Mereka memiliki program pelatihan simulasi pertempuran yang meniru Rafale dan Su-30MKI India.
6. Taktik dan Strategi Tempur Pakistan
Rontoknya Rafale Idia ini juga tidak kurang karena adanya serangan Pakistan yang terkoordinasi dengan baik.
Pakistan meluncurkan serangan dari berbagai arah dan ketinggian untuk membingungkan dan membebani pertahanan musuh.
Selain itu, Pakistan juga memangaatkan keunggulan Jarak Serang. Pakistan gunakan serangan rudal jarak jauh untuk menyerang sebelum musuh dapat merespons.
7. Faktor Kejutan dan Kondisi Medan
Dalam perang modern, kejutan dan penguasaan informasi adalah kunci. Pakistan berhasil: Mengelabui radar India, Meluncurkan serangan di malam hari saat visibilitas rendah, Menggunakan teknik silence run (minim komunikasi radio), Memanfaatkan celah koordinasi antara satuan tempur udara dan pertahanan darat India.
Dengan perencanaan cermat, satu skuadron J-10C bisa secara efektif menembak jatuh jet Rafale yang lebih mahal dan canggih. (hanoum/arrahmah.id)