Ini Dia Pria yang Berjasa Menguburkan 18.000 Korban Genosida Gaza

Hanoum
Rabu, 24 Desember 2025 / 4 Rajab 1447 08:52
Ini Dia Pria yang Berjasa Menguburkan 18.000 Korban Genosida Gaza
Ini Dia Pria yang Berjasa Menguburkan 18.000 Korban Genosida Gaza

GAZA (Arrahmah.id) -- Yousef Abu Hatab telah menguburkan hampir 18.000 jenazah selama agresi genosida 'Israel' di Gaza. Pria berusia 65 tahun itu bekerja di Kota Khan Younis, Gaza selatan sebagai petugas pemakaman. Ia menguburkan jenazah yang datang silih berganti hingga pemakaman penuh sesak.

Dengan cangkul di tangan yang telah retak, Abu Hatab menguburkan jasad-jasad tanpa nama. Banyak di antaranya hanya berupa potongan tubuh akibat pengeboman Israel yang tak henti-henti.

“Kami menguburkan jenazah dalam kondisi yang sangat berat, di kuburan massal, kuburan individu, bahkan di dalam rumah sakit, di bawah tekanan luar biasa dan jumlah kematian yang sangat tinggi,” ujarnya, dikutip dari TRT World (22/12/2025).

Ia mengungkapkan pernah mengawasi pemakaman 15 jenazah dalam satu lubang karena ganasnya serangan Israel. Agresi ini menjadi fase tersulit dalam tugasnya sebagai penggali kubur sejak 2005.

Sejak Oktober 2023, tentara Israel telah membunuh hampir 71.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 171.000 orang, menghancurkan Gaza hingga nyaris rata dengan tanah. Meski gencatan senjata mulai berlaku pada 10 Oktober, Israel berulang kali melanggarnya. Kantor Media Pemerintah Gaza mencatat sedikitnya 405 warga Palestina terbunuh dan 1.108 lainnya terluka sejak gencatan senjata diberlakukan.

Abu Hatab memulai pekerjaannya sejak pukul enam pagi dan kerap berlanjut hingga matahari terbenam. Ia sering menggali secara manual dengan alat seadanya, mengumpulkan sisa batu dan puing untuk memperbaiki makam demi menghormati para korban.

“Situasinya tak tertahankan. Tidak ada bahan untuk membangun makam, tidak ada kain kafan, dan tidak ada peralatan akibat blokade Israel,” katanya.

Pada masa puncak perang, ia menguburkan 50 hingga 100 jenazah setiap hari. Meski jumlah itu menurun setelah gencatan senjata, ia tetap menerima jenazah setiap hari. Ia pernah menguburkan sekitar 550 jenazah di kuburan darurat di Rumah Sakit Nasser pada tahun lalu, saat fasilitas tersebut dikepung Israel.

Selama dua tahun agresi, warga Gaza terpaksa membuat kuburan darurat di lingkungan permukiman, halaman rumah, gedung pernikahan, hingga lapangan olahraga. Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan bahwa Israel menghancurkan 40 dari 60 pemakaman di Gaza dan mencuri lebih dari 1.000 jasad warga Palestina.

Selain itu, terdapat 529 jenazah yang ditemukan dari kuburan massal di rumah sakit, dan lebih dari 10.000 lainnya masih terkubur di bawah reruntuhan bangunan.

Abu Hatab bekerja sendirian, mengurus pemandian, pengafanan, pemakaman, dan pendokumentasian jenazah, akibat minimnya tenaga dan sumber daya. Ia mendokumentasikan semuanya menggunakan ponsel. “Kadang saya menguburkan jenazah hanya dengan kantong, tanpa batu, keramik, atau semen,” katanya. Ia sendiri pernah terluka dua kali akibat serangan Israel.

Salah satu momen terberat baginya terjadi pada Juli lalu, ketika ia terpaksa membuka makam keluarga untuk menguburkan sekitar 1.270 jenazah di tengah serangan yang tak berhenti. Ia juga mengingat saat harus menguburkan seorang perempuan tunawicara bersama keempat anaknya. Dua bulan kemudian, kantong berisi sisa-sisa jasad tak dikenal kembali dibawa kepadanya dan dimakamkan di tempat yang sama.

Ia kerap menemukan dan menguburkan jenazah tak dikenal dan termutilasi di jalan-jalan dan gang-gang, sebagian telah dimakan hewan. Trauma itu terus menghantuinya.

“Ada malam-malam ketika saya sama sekali tidak bisa tidur. Suara pemakaman, jeritan, dan dentuman serangan tidak pernah berhenti di kepala saya,” ujarnya. (hanoum/arrahmah.id)

 

 

HeadlineIsraelPalestinaGazaGenosidapriapenggali kuburYousef Abu Hatab