TEL AVIV (Arrahmah.id) – ‘Israel’ telah mengumpulkan banyak sekali komunikasi Palestina yang disadap untuk mengembangkan alat kecerdasan buatan yang mirip dengan ChatGPT, yang ingin digunakan untuk meningkatkan kemampuan spionasenya, menurut penyelidikan oleh Guardian yang dirilis pada 6 Maret.
Investigasi yang dilakukan bersama-sama dengan +972 Magazine milik ‘Israel’-Palestina dan media berbahasa Ibrani Local Call, mengungkap bahwa Unit 8200 milik tentara ‘Israel’ memprogram alat AI untuk memahami bahasa Arab sehari-hari dengan menggunakan sejumlah besar panggilan telepon dan pesan teks warga Palestina yang diperoleh melalui pengawasannya.
Unit 8200 “mulai membangun model untuk menciptakan alat canggih seperti chatbot yang mampu menjawab pertanyaan tentang orang-orang yang dipantaunya dan memberikan wawasan tentang sejumlah besar data pengawasan yang dikumpulkannya,” ungkap penyelidikan tersebut.
Pengembangan sistem ini dipercepat setelah dimulainya perang genosida ‘Israel’ terhadap Gaza.
Seorang sumber yang mengetahui hal ini mengatakan kepada Guardian bahwa “AI memperkuat kekuatan,” dan menambahkan: “AI tidak hanya mencegah serangan penembakan, saya dapat melacak aktivis hak asasi manusia, memantau pembangunan Palestina di Area C [Tepi Barat]. Saya memiliki lebih banyak alat untuk mengetahui apa yang dilakukan setiap orang di Tepi Barat.”
“Kami mencoba membuat kumpulan data terbesar yang memungkinkan [dan] mengumpulkan semua data yang pernah dimiliki negara ‘Israel’ dalam bahasa Arab,” kata mantan pejabat ‘Israel’ Chaked Roger Joseph Sayedoff pada konferensi AI militer di Tel Aviv tahun lalu, seraya menambahkan bahwa model tersebut membutuhkan “jumlah data yang sangat banyak”.
Selama perang di Gaza, ‘Israel’ menggunakan perangkat yang didukung AI seperti Gospel dan Lavender untuk menghasilkan ribuan target serangan udara dan pembunuhan. Meskipun mengklaim perangkat ini membantu mengurangi korban sipil, pengacara dan peneliti mengatakan bukti menunjukkan hal yang sebaliknya.
Teknologi pengenalan wajah canggih bertenaga AI telah memainkan peran utama dalam penghilangan paksa dan penculikan sejumlah besar warga Palestina di Gaza oleh ‘Israel’.
Raksasa teknologi AS juga telah membantu serangan ‘Israel’ di jalur tersebut.
“IDF semakin bergantung pada perusahaan seperti Microsoft, Amazon, dan Google untuk menyimpan dan menganalisis data dan informasi intelijen dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang lebih lama,” kata sumber ‘Israel’ kepada Guardian pada Januari tahun ini. Sistem komputasi awan Azure milik Microsoft, khususnya, telah digunakan untuk membantu kegiatan intelijen dan pertempuran, dokumen bocor yang dikutip oleh outlet tersebut mengungkapkan. (zarahamala/arrahmah.id)