GAZA (Arrahmah.id) – Militer ‘Israel’ kembali mempublikasikan informasi yang terbukti tidak akurat sebagai pembenaran untuk menyerang kawasan sipil padat penduduk di Jalur Gaza. Pada Selasa (13/5/2025), tentara ‘Israel’ merilis foto tujuh warga Palestina yang disebut sebagai pemimpin Hamas dan Jihad Islam, yang diklaim bersembunyi di wilayah padat Gaza City. Namun, salah satu nama dalam daftar itu, Rafeeq Al-Sinwar, telah dilaporkan gugur pada 30 Maret lalu, tetapi tetap dimasukkan dalam narasi pembenaran ‘Israel’.
Publikasi foto ini muncul sesaat setelah militer ‘Israel’ memerintahkan evakuasi massal dari enam kawasan padat di Gaza, dengan ancaman akan menggempur area tersebut.

Klaim Terkait Terowongan di Bawah Rumah Sakit Dipatahkan
Militer ‘Israel’ juga menyebarkan video yang diklaim menunjukkan adanya terowongan milik Hamas di bawah Rumah Sakit Eropa di Khan Yunis, sebagai alasan untuk menyerang fasilitas medis itu dan membunuh Muhammad Al-Sinwar, komandan senior Hamas.
Namun, analisis citra satelit dan investigasi sumber terbuka menunjukkan bahwa bangunan dalam video tersebut bukanlah Rumah Sakit Eropa, melainkan bangunan lain yang bentuk arsitekturnya tidak cocok. Media ‘Israel’ Haaretz juga mengutip sumber keamanan yang mengakui bahwa dokumentasi tersebut tidak valid, dan tidak ada bukti yang diajukan untuk mendukung klaim tersebut.
Rekam Jejak Manipulasi Bukti
Ini bukan pertama kalinya militer ‘Israel’ tertangkap menyebarkan informasi palsu. Juru bicara militer Daniel Hagari sebelumnya pernah menunjukkan daftar tugas rumah sakit dalam bahasa Arab dan menyebutnya sebagai “daftar anggota Hamas”, padahal itu hanyalah jadwal kerja staf medis di Rumah Sakit Anak Rantisi.
Dalam video lain, tentara ‘Israel’ tertangkap kamera sedang menyembunyikan senjata di dalam ruang rumah sakit dan mesin MRI, untuk kemudian mengklaim tempat tersebut sebagai markas militan.
Serangan Mematikan ke Rumah Sakit Eropa
Pada Selasa malam (13/5), serangan udara besar-besaran mengguncang kawasan Rumah Sakit Eropa. Menurut Euro-Med Human Rights Monitor, puluhan rudal berkekuatan tinggi menghantam halaman dan area sekitarnya, menewaskan lebih dari 35 warga sipil, termasuk seluruh anggota beberapa keluarga.
Saksi mata menggambarkan suasana mencekam, halaman rumah sakit terbakar, puing beterbangan, dan suara teriakan warga menggema di tengah kekacauan.
Organisasi hak asasi manusia menyebut bahwa pola berulang ‘Israel’ dalam memalsukan bukti dan menyerang infrastruktur sipil bisa dikategorikan sebagai kejahatan perang, dan menjadi bagian dari upaya sistematis untuk melumpuhkan fasilitas sipil terakhir yang tersisa di Gaza. (zarahamala/arrahmah.id)