GAZA (Arrahmah.id) – Kantor Media Tahanan melaporkan pada Jumat (21/2/2025) bahwa pasukan pendudukan ‘Israel’ mencegah istri dari tahanan Nael Barghouti, dan keluarga tahanan Khalil Abu Al-Rub untuk melakukan perjalanan ke Mesir guna menyambut anggota keluarga mereka yang dijadwalkan akan dibebaskan hari ini, Sabtu (22/2).
Nael Barghouti dan Ashraf Abu Al-Rub adalah dua tahanan yang diasingkan dari Palestina, dan keluarga mereka tinggal di Tepi Barat yang diduduki. Keduanya dijadwalkan akan dibebaskan hari ini sebagai bagian dari kelompok ketujuh dalam pertukaran tahanan.
Sebelumnya pada Jumat (21/2), Kantor Media Tahanan di Gaza mengumumkan bahwa ‘Israel’ akan membebaskan 602 tahanan Palestina hari ini, termasuk 50 tahanan yang dihukum penjara seumur hidup dan 60 tahanan dengan hukuman panjang.
Pembebasan ini akan mencakup “47 tahanan dari tahanan Wafa Al-Ahrar (kesepakatan Shalit yang terjadi pada 2011) yang ditangkap kembali, dan 445 tahanan dari Gaza yang ditangkap setelah tanggal 7 Oktober 2023.”
Sebelumnya, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengumumkan nama-nama 6 tawanan ‘Israel’ yang akan dibebaskan pada hari ini, sebagai bagian dari kelompok ketujuh dalam pertukaran tahanan dalam fase pertama gencatan senjata di Gaza, yang mulai berlaku pada 19 Januari lalu.
Hingga Jumat (21/2), pasukan pendudukan telah menerima 19 tahanan hidup dan 4 jenazah. Hari ini, mereka dijadwalkan akan menerima 6 tahanan hidup, ditambah 4 jenazah lagi pekan depan, yang akan menandai berakhirnya fase pertama kesepakatan, yang mencakup penyerahan 33 tawanan ‘Israel’ oleh Tel Aviv, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal.
Sebagai gantinya, pasukan pendudukan telah membebaskan 1.135 tahanan Palestina, termasuk puluhan orang yang dihukum penjara seumur hidup.
‘Israel’ masih menunda-nunda memulai negosiasi untuk fase kedua kesepakatan, yang seharusnya dimulai pada 3 Februari lalu.
Dengan dukungan Amerika Serikat, Tel Aviv melancarkan perang terhadap Gaza dari 7 Oktober 2023 hingga 19 Januari 2025, yang mengakibatkan lebih dari 160.000 korban jiwa dan luka-luka di pihak Palestina, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan, serta lebih dari 14.000 orang hilang, menurut data Palestina. (zarahamala/arrahmah.id)