GAZA (Arrahmah.id) – Aktivis dan pengamat Palestina meragukan klaim bahwa tentara ‘Israel’ telah berhasil membunuh Muhammad Sinwar, saudara dari mantan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, dalam serangan udara besar-besaran ke Rumah Sakit Eropa di Khan Yunis, Gaza selatan, pada Selasa (13/5/2025) lalu.
Serangan tersebut merupakan salah satu yang paling dahsyat sejak perang dimulai. Dilansir oleh Aljazeera pada Rabu (14/5), pesawat tempur ‘Israel’ menjatuhkan sekitar 40 bom penembus bunker, masing-masing seberat hampir satu ton, yang menghantam area luar rumah sakit serta bagian unit gawat darurat.
Rekaman kamera pengawas, jurnalis, dan saksi mata memperlihatkan momen awal serangan yang membakar kawasan rumah sakit. Media ‘Israel’ mengklaim bahwa serangan itu ditujukan untuk menarget Muhammad Sinwar, salah satu komandan penting Brigade Al-Qassam dan adik dari Yahya Sinwar.
Belum Ada Kepastian Tewasnya Muhammad Sinwar
Namun hingga saat ini, militer ‘Israel’ sendiri belum dapat memastikan apakah target serangan tersebut berhasil dibunuh. Sejumlah surat kabar ‘Israel’ melaporkan bahwa proses verifikasi masih berlangsung dan bisa memakan waktu beberapa hari hingga pekan, karena kompleksitas struktur bawah tanah di lokasi tersebut.
Dalam pernyataan resminya, militer ‘Israel’ mengatakan bahwa mereka menargetkan “kelompok teroris Hamas yang beroperasi dari pusat komando bawah tanah di bawah Rumah Sakit Eropa,” namun tidak menyebut nama Muhammad Sinwar secara spesifik.
Pihak Hamas langsung membantah tudingan tersebut, menyebutnya sebagai “kebohongan” dan upaya untuk “menyesatkan opini publik internasional.” Menurut mereka, tidak ada fasilitas militer di area rumah sakit.
Korban Sipil dan Reaksi Publik
Kementerian Pertahanan Sipil Gaza melaporkan bahwa sedikitnya 28 warga sipil gugur dalam serangan tersebut, dan lebih dari 70 lainnya luka-luka.
Berita ini memicu kemarahan besar di media sosial. Banyak warganet yang melihat klaim ‘Israel’ soal pembunuhan Muhammad Sinwar sebagai dalih untuk membenarkan serangan brutal terhadap fasilitas medis.
Akun bernama Abir menulis:
“Tidak benar! Tidak ada bukti bahwa Muhammad Sinwar ada di sana. Ini hanyalah bukti baru dari kejahatan ‘Israel’ menyerang rumah sakit.”
Sementara akun bernama Kapten menambahkan:
“Setiap kali mereka lakukan pembantaian, ‘Israel’ mengklaim membunuh seseorang sebagai alasan untuk melegalkan kekejaman mereka.”
Ahmad Jum’ah menyoroti pola serupa:
“Ini gaya klasik zionis—menciptakan cerita agar ketika kelompok perlawanan membantah atau mengklarifikasi, mereka langsung menyerang tempat lain yang penuh warga sipil.”
Komentar lain dari pengguna bernama Marvel menegaskan bahwa:
“Politik pembunuhan tidak akan berhasil membuat Hamas menyerah. Perlawanan ini tertanam dalam hati rakyat dan generasi yang percaya bahwa kemerdekaan adalah tujuan.”
Sementara itu, radio militer ‘Israel’ melaporkan bahwa pasukan mereka masih melanjutkan pengeboman di sekitar rumah sakit hingga Rabu pagi (14/5), dengan alasan untuk mencegah evakuasi korban dari reruntuhan dan membatasi pergerakan warga di lokasi serangan. (zarahamala/arrahmah.id)