GAZA (Arrahmah.id) – “Maafkan aku, Ibu… ini jalan yang kupilih untuk menolong orang. Pasukan (‘Israel’) baru saja tiba.”
Itulah kata-kata terakhir paramedis Palestina Refaat Radwan, yang diucapkan saat ia menghadapi eksekusi yang akan segera dilakukan oleh pasukan ‘Israel’ pada 23 Maret 2025, di lingkungan Tel al-Sultan, Rafah, di Jalur Gaza selatan.
Di saat-saat terakhirnya, Radwan merekam video yang mengerikan, yang kemudian diambil dari telepon genggamnya oleh Bulan Sabit Merah Palestina setelah jasadnya ditemukan dari kuburan massal.
Bersama 14 rekannya, Radwan dikubur oleh pasukan ‘Israel’ dalam upaya yang jelas untuk menutupi pembantaian tersebut.
Rekaman yang mengerikan itu, yang berdurasi 6 menit dan 42 detik, dipublikasikan pada Sabtu (5/4/2025) oleh New York Times, mengungkap kenyataan mengerikan dari serangan yang ditargetkan terhadap tenaga medis ini.
Video diawali dengan suara tembakan yang jelas ketika tentara ‘Israel’ menembaki tim medis dan pertahanan sipil, sementara teriakan minta tolong para korban dan ucapan syahadat dapat didengar sepanjang video.
Rekaman itu dengan jelas menunjukkan bahwa banyak paramedis masih hidup ketika pasukan ‘Israel’ tiba, yang secara kuat menunjukkan bahwa mereka dieksekusi secara sengaja.
Kata-kata terakhir Radwan saat ia meninggal karena luka-lukanya, antara lain: “Maafkan aku, Ibu… ini adalah jalan yang aku pilih untuk menolong orang lain. Ya Allah, terimalah aku sebagai syuhada. Maafkan aku dan kasihanilah aku.”
Kata-kata ini, yang diucapkan dengan napas yang semakin tertekan, menandai akhir tragis bagi kehidupan seorang paramedis yang telah mengabdikan dirinya untuk menyelamatkan orang lain dalam situasi yang paling berbahaya.
Kebohongan ‘Israel’
Video ini secara langsung bertentangan dengan narasi yang dikemukakan oleh tentara ‘Israel’, yang sebelumnya mengklaim bahwa pasukannya tidak “menyerang ambulans secara acak” tetapi malah menargetkan kendaraan yang “mencurigakan”.
Menurut pejabat ‘Israel’, pasukan mereka melepaskan tembakan setelah melihat kendaraan mendekat tanpa lampu darurat.
Namun, video tersebut dengan jelas memperlihatkan bahwa ambulans dan mobil pemadam kebakaran diberi tanda yang jelas, lampu daruratnya menyala, dan paramedisnya mengenakan seragam reflektif yang ditujukan untuk tanggap darurat.
Menurut laporan New York Times, keaslian video tersebut telah diverifikasi oleh sumber independen, termasuk seorang diplomat senior PBB, yang mengonfirmasi lokasi, waktu, dan keakuratannya.
Rekaman tersebut mendukung kesaksian Nebal Farsakh, juru bicara Bulan Sabit Merah Palestina, yang mengonfirmasi bahwa paramedis yang merekam serangan itu kemudian ditemukan dengan luka tembak di kepalanya di kuburan massal tempat jenazah petugas medis dikuburkan. (zarahamala/arrahmah.id)