MOSTA (Arrahmah.id) – Perdana Menteri Malta, Robert Abela, mengumumkan bahwa negaranya akan secara resmi mengakui Negara Palestina bulan depan, di tengah genosida yang terus berlangsung di Gaza oleh ‘Israel’.
Dalam sebuah acara politik pada Ahad (25/5/2025), Abela mengecam bencana kemanusiaan yang kian memburuk di Gaza. Ia menyebut, berdasarkan laporan, lebih dari 50.000 orang telah terbunuh akibat genosida yang dilakukan ‘Israel’.
“Kita tidak bisa menutup mata terhadap tragedi kemanusiaan yang makin memburuk dari hari ke hari,” ujarnya.
Abela menyatakan bahwa pengakuan resmi ini akan dilakukan bertepatan dengan konferensi Prancis-Saudi yang akan digelar bulan depan di markas besar PBB di New York, yang bertujuan mendorong solusi dua negara. Ia menyebut langkah ini sebagai sebuah “tanggung jawab moral,” sebagaimana dilaporkan oleh harian Times of Malta.
Dalam kesempatan tersebut, Abela juga menyampaikan bahwa Malta siap menerima dr. Alaa Al-Najjar, seorang dokter anak asal Gaza, beserta keluarganya. Al-Najjar kehilangan sembilan dari sepuluh anaknya akibat serangan Israel ketika sedang bertugas di sebuah rumah sakit di Gaza selatan. Suami dan satu anaknya lainnya juga mengalami luka serius.
Meski Malta telah memberikan suara mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB dalam pemungutan suara di Dewan Keamanan pada April tahun lalu, negara ini belum secara formal mengakui Palestina sebagai negara, hingga kini.
Tahun lalu, di tengah serangan brutal ‘Israel’ di Gaza, sembilan negara, yakni Armenia, Slovenia, Irlandia, Norwegia, Spanyol, Bahama, Trinidad dan Tobago, Jamaika, serta Barbados, telah secara resmi mengakui Negara Palestina. Ini mencerminkan dukungan internasional yang terus tumbuh.
Saat ini, setidaknya 146 negara anggota PBB telah mengakui Negara Palestina.
Konferensi pada Juni mendatang dipandang sebagai momen penting yang mungkin mendorong negara-negara seperti Prancis dan Inggris, yang selama ini belum memberi pengakuan resmi, untuk mengambil langkah diplomatik besar tersebut.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, bulan lalu menyatakan bahwa Paris mungkin akan mengakui Palestina, namun ingin melakukannya dalam kerangka konferensi PBB di New York sebagai bagian dari proses yang lebih luas.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, telah mengonfirmasi kepada parlemen bahwa ia tengah berdiskusi dengan Prancis terkait pengakuan ini. Namun ia juga menegaskan bahwa Inggris tidak akan mendukung sekadar “gestur simbolik” tanpa dampak nyata. (zarahamala/arrahmah.id)