NEW DELHI (Arrahmah.id) – Serangan militer India ke wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan pada Rabu (7/5/2025) menewaskan sedikitnya 26 orang, termasuk seorang anak berusia tiga tahun. Operasi ini diberi nama “Operasi Sindoor”, istilah yang sarat makna budaya dan pesan nasionalistik.
Menurut sumber pemerintah India yang dikutip media lokal, Perdana Menteri Narendra Modi secara pribadi memilih nama sandi ini. “Sindoor”, bubuk merah yang biasa dipakai di belahan rambut oleh perempuan Hindu yang telah menikah, dijadikan simbol untuk mengenang serangan 22 April di Pahalgam. Dalam insiden itu, 26 pria Hindu, beberapa di antaranya pengantin baru, dilaporkan tewas oleh kelompok bersenjata.
Tak lama setelah serangan lintas batas itu, militer India mengunggah gambar yang menampilkan nama operasi dengan huruf “O” yang diganti dengan gambar mangkuk berisi sindoor. Keterangan gambarnya: “Keadilan telah ditegakkan. Jai Hind.”
Media-media pro-pemerintah memosisikan nama operasi ini sebagai balasan atas “kebiadaban” insiden Pahalgam, di mana para pria disebut ditembak mati di depan istri mereka. Sosok Himanshi Narwal, wanita yang baru enam hari menikah sebelum suaminya, Letnan Angkatan Laut Vinay Narwal, tewas dalam serangan itu, menjadi simbol duka nasional. Kemunculannya di muka publik tanpa lagi memakai sindoor menjadi momen yang dimanfaatkan negara untuk menggambarkan kesedihan sekaligus semangat balas dendam.
Simbol Budaya Jadi Senjata Politik
Namun, penggunaan simbol pribadi dan religius seperti sindoor sebagai nama operasi militer menimbulkan kritik dan kegelisahan. Banyak pihak menilai pemerintah India telah mengeksploitasi duka pribadi dan simbol religius untuk membenarkan aksi militer yang bisa memicu eskalasi besar.
Meskipun otoritas India menggambarkan serangan itu sebagai operasi presisi terhadap “infrastruktur teror”, militer Pakistan menyatakan bahwa masjid dan wilayah sipil ikut jadi sasaran. Islamabad menyebut serangan itu sebagai “tindakan perang”, mengklaim lima jet India berhasil ditembak jatuh dan beberapa tentara ditawan. Sementara itu, tembakan balasan dari Pakistan dikabarkan juga menewaskan 12 orang di wilayah Kashmir yang dikelola India.
Politik Nama Operasi
Penggunaan nama operasi dengan nuansa religius atau budaya bukan hal baru. India pernah menggunakan nama seperti Operation Vijay (“Kemenangan”) dan Operation Devi Shakti (mengacu pada Dewi Shakti dalam mitologi Hindu). Sementara Pakistan menggunakan istilah seperti Zarb-e-Azb (nama pedang Nabi Muhammad) dan Azm-e-Istehkam (“keteguhan dan kekuatan”).
Namun, Operasi Sindoor terasa berbeda. Nama ini tak sekadar merujuk pada kampanye militer, ia dengan sengaja mengeksploitasi citra perempuan yang kehilangan suami akibat kekerasan sektarian, dan rasa duka yang dijadikan bahan bakar untuk membenarkan balas dendam nasional. (zarahamala/arrahmah.id)