VELETTA (Arrahmah.id) – Sebuah pesawat militer ‘Israel’ dilaporkan terbang di atas wilayah udara Malta pada Kamis (1/5/2025), hanya beberapa jam sebelum serangan terhadap kapal Freedom Flotilla untuk Gaza. Menurut laporan Times of Malta, pesawat C-130 Hercules itu menghabiskan sekitar tiga jam di langit Malta sebelum kembali ke ‘Israel’. Situs pelacak penerbangan ADS-B Exchange mencatat manuver pesawat tersebut, termasuk terbang rendah di atas wilayah Hurd’s Bank, sebelah timur pulau itu.
Seorang sumber militer anonim menyampaikan keprihatinan kepada Times of Malta, menyebut penerbangan itu sebagai pelanggaran terhadap netralitas Malta yang merupakan negara anggota Uni Eropa. “Ini adalah pelanggaran terhadap netralitas kami,” kata sumber tersebut.
Beberapa jam setelah insiden itu, kapal Freedom Flotilla bernama Conscience mengirimkan sinyal darurat SOS. Para aktivis melaporkan bahwa kapal mereka diserang oleh drone ‘Israel’ tepat di luar perairan Malta. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Freedom Flotilla merupakan upaya damai untuk mengakhiri blokade terhadap Gaza dan mengirimkan bantuan kemanusiaan.
Di antara para aktivis yang berada di Malta adalah sosok-sosok terkemuka seperti aktivis iklim Greta Thunberg dan pensiunan Kolonel Angkatan Darat AS, Mary Ann Wright. Mereka sedang menunggu giliran untuk bergabung dengan kapal menuju Gaza.
Para aktivis khawatir insiden ini bisa menjadi pengulangan tragedi Mei 2010, ketika pasukan ‘Israel’ menyerbu kapal Freedom Flotilla dan menewaskan sembilan aktivis damai.
Freedom Flotilla melaporkan bahwa sinyal darurat dikirim tak lama lewat tengah malam saat serangan ‘Israel’ terjadi. Gambar-gambar yang dibagikan oleh organisasi menunjukkan kerusakan pada kapal, termasuk dua lubang besar yang terlihat jelas.
Hingga kini, pemerintah Malta belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait penerbangan pesawat militer ‘Israel’ tersebut. (zarahamala/arrahmah.id)