HERAT (Arrahmah.id) - Para pejabat Imarah Islam Afghanistan mengatakan kepada Tolo News bahwa pekerjaan persiapan telah selesai pada 87 kilometer dari rute proyek TAPI dari total 153 kilometer menuju pusat Herat.
Ahmad Jan Bilal, kepala perusahaan Imarah, mengatakan: “Setelah proyek ini mencapai Herat, distribusi Gas Afghanistan akan dimulai, pertama-tama memasok kawasan industri dan beberapa proyek Da Afghanistan Breshna Sherkat (DABS). Secara bertahap, gas akan didistribusikan ke masyarakat umum juga, membawa kemajuan dan transformasi yang signifikan di sektor industri dan listrik.”
Abdul Bari Omar, kepala DABS, mengatakan: “Kami juga telah mengadakan diskusi dengan Turkmenistan untuk menyelesaikan harga gas proyek TAPI dengan Kementerian Pertambangan dan Perminyakan Imarah Islam. Kami sedang mempersiapkan pembangunan stasiun gas untuk menghasilkan listrik dari gas tersebut.”
Wakil juru bicara Imarah Islam dan kepala perusahaan Emirat menganggap TAPI sebagai langkah signifikan menuju kemandirian negara dan penggunaan efektif lokasi transit strategis Afghanistan. Mereka menegaskan komitmen Imarah Islam untuk menyelesaikan proyek ini.
Hamdullah Fitrat, wakil juru bicara Imarah Islam, mengatakan: “Imarah Islam, khususnya Kementerian Pertambangan dan Perminyakan, sedang berupaya untuk melaksanakan proyek ini secepat mungkin. Fase pertama mencapai Herat, dan dari sana meluas ke daerah lain seperti Kandahar, kemudian melalui Pakistan ke India. Sementara sisanya menyangkut negara lain, kami berkomitmen untuk menyelesaikan bagian Afghanistan secepat mungkin.”
Abdulhaq Hemad, seorang analis politik, mengatakan mengenai kemajuan proyek: “Hanya sekitar 66 kilometer lagi yang tersisa untuk mencapai Herat, artinya kita sudah dekat dengan kota yang mendapat manfaat dari gas tersebut. Afghanistan dapat menggunakan antara 500 juta hingga 2 miliar meter kubik gas setiap tahunnya.”
Analis ekonomi juga memandang TAPI lebih dari sekadar proyek energi. Menurut mereka, signifikansi sebenarnya dari TAPI terletak pada peran Afghanistan sebagai koridor transit.
Abdul Zuhor Mudaber, seorang ahli ekonomi, mengatakan: “Melalui dialog dan negosiasi, kita dapat mempercepat kemajuan proyek TAPI di negara ini. Ini juga dapat membawa likuiditas dan fasilitasi keuangan bagi kita.”
Proyek TAPI, yang bertujuan untuk mengangkut gas dari Turkmenistan ke Asia Selatan dan meningkatkan kerja sama ekonomi antar negara di kawasan, melibatkan sekitar 816 kilometer pipa yang melewati wilayah Afghanistan, menurut data resmi.
Perjanjian antara negara-negara peserta dan peluncuran resmi proyek di kawasan ini terjadi pada 2015. Namun, karena tantangan keuangan, politik, dan keamanan, pekerjaan di bagian Afghanistan dihentikan beberapa kali. Pekerjaan akhirnya dilanjutkan pada September 2024. Karena pipa tersebut kini melewati Afghanistan, banyak yang melihat TAPI bukan hanya sebagai proyek teknis, tetapi sebagai simbol harapan untuk masa depan di mana Afghanistan tidak berfungsi sebagai medan perang, tetapi sebagai jembatan yang menghubungkan kawasan tersebut. (haninmazaya/arrahmah.id)
