Memuat...

Setahun Berlalu, Dr. Hussam Abu Safiya Masih Ditahan 'Israel' Tanpa Tuduhan

Zarah Amala
Senin, 29 Desember 2025 / 9 Rajab 1447 09:30
Setahun Berlalu, Dr. Hussam Abu Safiya Masih Ditahan 'Israel' Tanpa Tuduhan
Dr. Hussam Abu Safiya masih ditahan di penjara 'Israel'. (Foto: via media sosial)

GAZA (Arrahmah.id) - Pada 27 Desember 2024, dokter anak dan direktur rumah sakit Palestina, Dr. Hussam Abu Safiya, ditahan oleh pasukan ‘Israel’ saat penggerebekan militer di Rumah Sakit Kamal Adwan, Gaza utara.

Setahun kemudian, ia masih ditahan tanpa dakwaan maupun proses peradilan. Kasusnya menjadi simbol dari dugaan penargetan sistematis terhadap tenaga kesehatan Palestina di tengah perang ‘Israel’ yang terus berlangsung di Jalur Gaza.

Dr. Abu Safiya, seorang dokter anak dan neonatolog, menjabat sebagai direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, salah satu fasilitas medis terakhir yang masih berfungsi sebagian di Gaza utara selama puncak operasi militer ‘Israel’.

Sebelum penahanannya, ia berulang kali menyampaikan kondisi katastrofik di dalam rumah sakit, termasuk kekurangan bahan bakar, listrik, obat-obatan, serta tenaga medis, sembari tetap merawat pasien di bawah pengepungan.

Meski memiliki beberapa kesempatan untuk dievakuasi, Dr. Abu Safiya memilih tetap tinggal bersama pasien dan rekan-rekannya hingga pasukan ‘Israel’ menyerbu kompleks rumah sakit tersebut.

Kronologi Penahanan

Pada 27 Desember 2024, pasukan ‘Israel’ menggerebek Rumah Sakit Kamal Adwan, merusak sebagian fasilitas, serta memaksa tenaga medis dan pasien keluar. Dr. Abu Safiya ditahan dalam operasi tersebut.

Hingga kini, tidak ada bukti yang dipublikasikan untuk mendukung klaim ‘Israel’ bahwa ia merupakan ancaman keamanan, dan tidak ada dakwaan resmi yang diajukan terhadapnya.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia menilai penahanan ini sebagai bagian dari pola lebih luas penargetan tenaga medis Palestina selama operasi militer di Gaza.

Selama setahun terakhir, Dr. Abu Safiya ditahan berdasarkan Undang-Undang Kombatan Ilegal ‘Israel’, yang memungkinkan penahanan tanpa batas waktu tanpa dakwaan, pengadilan, maupun jaminan proses hukum. Perintah penahanannya telah beberapa kali diperpanjang, termasuk pada Maret dan Oktober 2025.

Tim kuasa hukum maupun keluarganya tidak pernah diberi informasi mengenai tuduhan konkret terhadap dirinya.

Kekhawatiran Kesehatan dan HAM

Laporan dari pengacara dan organisasi HAM menyebutkan bahwa kondisi kesehatan Dr. Abu Safiya memburuk selama penahanan. Ia dilaporkan mengalami penurunan berat badan yang signifikan serta menderita penyakit yang tidak ditangani, termasuk tekanan darah tinggi dan gangguan jantung.

Laporan tersebut juga menyebutkan isolasi berkepanjangan, penolakan akses layanan medis yang memadai, serta kondisi penahanan yang keras.

Situasi ini memicu kekhawatiran serius terkait pelanggaran hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia, khususnya perlindungan terhadap tenaga medis dalam konflik bersenjata.

Peringatan satu tahun penahanan Dr. Abu Safiya memicu kembali seruan untuk pembebasan segera. Asosiasi medis, organisasi HAM, dan kelompok solidaritas di berbagai negara Eropa dan wilayah lain menggelar aksi protes, petisi, dan kampanye kesadaran publik terkait kasusnya serta penahanan luas terhadap tenaga kesehatan Palestina.

Dr. Abu Safiya merupakan salah satu dari ratusan dokter, perawat, paramedis, dan tenaga kesehatan Palestina yang ditahan oleh pasukan ‘Israel’ s­ejak Oktober 2023. Banyak di antara mereka ditahan tanpa dakwaan, diinterogasi, atau mengalami perlakuan buruk, yang berkontribusi pada hampir runtuhnya sistem kesehatan di Gaza. (zarahamala/arrahmah.id)

HeadlineIsraelPalestinaGazapenahananDr. Hussam Abu Safiya