YERUSALEM (Arrahmah.id) – Sebuah film dokumenter baru mengungkap identitas tentara ‘Israel’ yang menewaskan jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, serta upaya pemerintahan Biden untuk menghindari pertanggungjawaban ‘Israel’ atas kejadian tersebut.
Film dokumenter ini diproduksi oleh Zeteo Media dan menyajikan detail baru tentang pembunuhan Shireen yang terjadi pada 2022 di kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki.
Menurut dokumenter tersebut, tentara yang bertanggung jawab atas penembakan itu adalah Alon Skajio, seorang prajurit ‘Israel’ berusia 20 tahun yang saat itu tengah menjalani misi tempur pertamanya di Tepi Barat.
Jurnalis Al Jazeera, Bisan Abu Kweik, yang tampil dalam film ini, menjelaskan bahwa tentara yang menembak Shireen akhirnya tewas pada musim panas 2023, dibunuh oleh pejuang Palestina dalam serangan militer ‘Israel’ di Jenin, kota yang sama tempat Shireen kehilangan nyawanya.
Film ini juga mengungkap bagaimana pemerintah ‘Israel’ dan Amerika Serikat berusaha menyembunyikan informasi mengenai kejadian tersebut dan menghalangi akses terhadap identitas pelaku pembunuhan Shireen.
Dokumenter ini disutradarai oleh Dion Nissenbaum, jurnalis investigatif dan mantan koresponden Wall Street Journal. Proses pengambilan gambar dilakukan di Washington, Yerusalem, dan Jenin. Film ini juga menampilkan wawancara dengan tokoh-tokoh penting yang memantau kasus tersebut, termasuk Senator Demokrat Chris Van Hollen.
Lebih jauh, dokumenter ini juga memperkenalkan narasumber baru yang sebelumnya belum pernah menyampaikan kesaksian mereka secara publik mengenai kematian dan investigasi atas Shireen Abu Akleh.
Sudah satu tahun sejak ‘Israel’ menewaskan Shireen saat ia meliput serangan militer ‘Israel’ di Jenin. Pada awalnya, militer ‘Israel’ membantah bertanggung jawab dan bahkan menyalahkan pejuang Palestina. Namun kemudian, ‘Israel’ mengakui bahwa kemungkinan besar pasukannyalah yang menembak Shireen.
Nissenbaum mengatakan bahwa film ini “akan memberikan bukti lebih kuat bahwa Shireen menjadi target secara sistematis, seperti halnya banyak jurnalis Palestina lainnya yang juga menjadi sasaran tentara ‘Israel’.” Ia menambahkan bahwa setelah pembunuhan Shireen, lebih dari 200 jurnalis Palestina telah dibunuh oleh ‘Israel’. (zarahamala/arrahmah.id)