GAZA (Arrahmah.id) – Pakar militer Kolonel Hatim Karim Al-Falahi mengatakan bahwa operasi yang dilakukan oleh pejuang sayap militer Jihad Islam di timur Kota Khan Yunis, selatan Jalur Gaza, menunjukkan efektivitas kelompok perlawanan dalam menjebak pasukan ‘Israel’.
Dalam wawancaranya dengan Al Jazeera, Al-Falahi menjelaskan bahwa Brigade Al-Quds, sayap militer dari Jihad Islam, menjalankan taktik yang dikenal sebagai “gangguan bersenjata” untuk memancing pasukan ‘Israel’ masuk ke area yang telah disiapkan dan dihuni oleh para pejuang perlawanan. Biasanya, pasukan ‘Israel’ yang masuk ke wilayah ini bertujuan untuk menguasai dan “membersihkannya” dari unsur perlawanan.
Menurut Al-Falahi, wilayah yang dimasuki pasukan ‘Israel’ ini justru telah menjadi bagian dari rencana jebakan kelompok perlawanan, termasuk rumah-rumah yang telah dipasangi bom serta penempatan jebakan dan ranjau yang ditargetkan kepada pasukan dan kendaraan militer ‘Israel’.
Ia menambahkan bahwa pasukan ‘Israel’ biasanya mengerahkan unit teknik di garis depan untuk membersihkan jalan dari ranjau atau jebakan bom, atau untuk memasang bahan peledak di rumah-rumah, terutama rumah-rumah bertingkat, yang kemudian dijadikan titik pengawasan atau penguasaan wilayah.
Namun, dalam kondisi seperti ini, kata Al-Falahi, pasukan teknik justru menjadi sasaran empuk bagi kelompok perlawanan. Mereka bisa saja diledakkan bersamaan dengan bangunan yang sudah dipasangi bom, atau diserang dengan peluru dan senjata anti-personel.
Pada Kamis pagi (22/5/2025), Brigade Al-Quds menyatakan bahwa para pejuangnya berhasil menjebak satu unit teknik militer ‘Israel’ ke dalam bangunan yang telah dipenuhi bahan peledak berkekuatan tinggi di timur Khan Younis. Setelah pasukan masuk, bangunan itu langsung diledakkan.
Dalam pernyataan resminya, Brigade Al-Quds juga menyebutkan bahwa para pejuangnya menargetkan pasukan bantuan ‘Israel’ yang datang setelah ledakan awal dengan peluru kendali anti-tank. Mereka juga mengonfirmasi bahwa helikopter militer ‘Israel’ terpaksa dikerahkan untuk mengevakuasi korban tewas dan terluka dari lokasi kejadian.
Terkait dengan seringnya pasukan teknik menjadi target serangan, Al-Falahi menjelaskan bahwa unit teknik ini bekerja dalam kondisi perang yang sangat berbeda dari operasi di masa damai. Karena itu, situasi kacau dan tidak terduga sering terjadi, terlebih bila terjadi kontak langsung antara pasukan ‘Israel’ dan pejuang perlawanan.
Ia juga menekankan bahwa jebakan dan bahan peledak yang disembunyikan dengan sangat baik membuat unit teknik kesulitan untuk mendeteksi dan menanganinya di tengah medan tempur. Alhasil, ledakan kerap terjadi begitu unit teknik masuk ke rumah-rumah yang telah dipasangi bom.
Al-Falahi menggarisbawahi adanya koordinasi yang solid antar faksi perlawanan. Ia mencontohkan serangan roket Brigade Al-Quds ke wilayah sekitar Gaza pada Rabu lalu (14/5), yang diikuti dengan penyergapan terhadap pasukan ‘Israel’ di selatan Gaza.
Ia menyimpulkan bahwa sistem komando dan kendali faksi-faksi perlawanan telah terorganisir dengan baik, dengan pembagian tugas yang jelas, baik untuk pertempuran langsung maupun untuk serangan roket secara terkoordinasi. (zarahamala/arrahmah.id)