DAMASKUS (Arrahmah.id) – Pemimpin Suriah, Ahmad Asy Syaraa mengeluarkan sebuah dekrit pada Rabu (12/3/2025) untuk membentuk dewan keamanan nasional negara tersebut, menurut sebuah pernyataan dari kantor presiden Suriah.
Badan ini -yang tidak ada di bawah pemimpin terguling Bashar al-Assad- akan ditugaskan untuk “mengoordinasikan dan mengelola kebijakan-kebijakan keamanan dan politik”, kata kantor kepresidenan Suriah, menurut sebuah keputusan yang diposting di akun Telegram.
Pembentukannya dilakukan ketika pihak berwenang berusaha untuk memberlakukan pemerintahan nasional, membubarkan kelompok-kelompok bersenjata dan membangun kembali negara itu setelah lebih dari 13 tahun perang.
Tujuan tersebut telah diperumit oleh gelombang eksekusi, sebagian besar anggota minoritas Alawiyah yang merupakan bagian dari Assad, sejak 6 Maret, setelah kelompok bersenjata pro-Assad menyerang pasukan keamanan.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan bahwa hampir 1.400 warga sipil terbunuh oleh pasukan keamanan atau kelompok-kelompok yang bersekutu. Pihak berwenang Suriah mengumumkan pada Senin bahwa operasi terhadap loyalis Assad telah berakhir, lansir AFP.
Syaraa telah bersumpah untuk melindungi agama dan etnis minoritas di Suriah.
Ia membuat sumpah tersebut setelah pasukan perlawanan yang dipimpin oleh HTS menggulingkan Assad pada awal Desember lalu.
Dekrit tentang dewan baru tersebut menyatakan bahwa dewan tersebut dibentuk “dalam upaya untuk meningkatkan keamanan nasional dan menanggapi tantangan keamanan dan politik di masa yang akan datang”.
Anggota lain dari dewan ini adalah menteri-menteri luar negeri, pertahanan, dalam negeri, dan kepala badan intelijen negara.
Juga akan ada dua anggota “penasihat” dan seorang ahli teknis yang ditunjuk oleh Syaraa.
Pertemuan akan dilakukan secara berkala atau ketika presiden memutuskan, “dan keputusan yang berkaitan dengan keamanan nasional dan tantangan yang dihadapi negara akan dilaksanakan setelah berkonsultasi dengan para anggota”. (haninmazaya/arrahmah.id)