GAZA (Arrahmah.id) – Jurnalis Palestina, Yahya Subaih, tewas beberapa jam usai mengunggah foto dirinya menggendong bayi perempuannya yang baru lahir.
Dalam unggahan itu, ia menulis:
“Seorang putri kecil telah menerangi dunia kami. Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kehadiran anak perempuan kami. Semoga ia menjadi anak yang salehah dan membawa kebahagiaan.”
Yahya tewas dalam serangan yang mengguncang daerah padat di Gaza City. Dalam video yang beredar, tubuhnya ditemukan mengenakan pakaian yang sama seperti dalam foto bersama bayinya. Lebih dari 10 orang turut tewas bersamanya, puluhan lainnya luka-luka.
Dengan kematian Yahya, jumlah jurnalis yang terbunuh sejak serangan Israel dimulai kini mencapai 214 orang, sebuah angka yang mencerminkan bahaya menjadi saksi mata di Gaza.
Dalam 24 jam terakhir, sedikitnya 100 warga Palestina tewas akibat serangan udara ‘Israel’ yang menggempur wilayah padat penduduk di Jalur Gaza. Menurut Kantor Media Pemerintah di Gaza, serangan menyasar pasar, restoran, sekolah pengungsian, hingga rumah-rumah warga.
Di lingkungan Al-Rimal, Gaza Barat, 23 orang tewas saat jet tempur ‘Israel’ membombardir sebuah restoran dan pasar terdekat yang biasa dikunjungi aktivis karena akses internetnya. Lokasi itu sangat padat, itulah sebabnya korban begitu banyak, jelas juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal.
Di Al-Tuffah, serangan udara menghancurkan Sekolah Al-Karama yang saat itu digunakan sebagai tempat berlindung warga yang mengungsi. Sedikitnya 19 orang mayoritas perempuan dan anak-anak gugur. Ini adalah kali ketiga sekolah tersebut dibom sejak perang dimulai.
Hingga Rabu sore (7/5/2025), Kementerian Kesehatan Gaza mencatat lebih dari 92 kematian hanya sejak fajar, dan jumlahnya terus bertambah seiring proses evakuasi jenazah dari reruntuhan. (zarahamala/arrahmah.id)