NEW DELHI (Arrahmah.id) — Sejumlah pejabat tinggi India dilaporkan murka setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan adanya kesepakatan gencatan senjata antara India dan Pakistan, usai terjadi baku tembak artileri dan roket antar kedua negara.
Menurut laporan Bloomberg yang dikutip Aljazeera, para pejabat India terkejut atas langkah Trump yang mengumumkan kesepakatan tersebut tanpa melibatkan Perdana Menteri Narendra Modi. Langkah tersebut dinilai telah melemahkan posisi kebijakan India terhadap Kashmir.
Sumber-sumber menyebutkan bahwa pengumuman itu merupakan kemenangan diplomatik besar bagi Pakistan dan sekaligus menurunkan citra Modi. Seorang narasumber mengatakan bahwa dalam percakapan dengan Wakil Presiden AS J.D. Vance, Modi tidak menyatakan komitmen untuk menurunkan eskalasi, bahkan menegaskan bahwa India akan merespons dengan keras jika Pakistan meningkatkan ketegangan.
Sumber lain menyebutkan bahwa para pejabat India juga menyatakan ketidaksenangan mereka atas pernyataan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, yang menyebut bahwa perwakilan kedua negara akan bertemu di tempat netral untuk membahas situasi lebih lanjut.
Sebelumnya, Trump mengumumkan pada Sabtu lalu melalui platform Truth Social miliknya bahwa India dan Pakistan telah menyepakati gencatan senjata menyeluruh dan segera. Pernyataan itu dikonfirmasi oleh kedua belah pihak setelah beberapa hari terjadi baku tembak intensif yang menyebabkan sedikitnya 60 orang tewas dari kedua pihak. Kondisi ini sempat memicu kekhawatiran akan pecahnya perang besar antara dua negara bersenjata nuklir tersebut.
Ketegangan kembali meningkat sejak 22 April lalu, ketika wilayah Kashmir yang diduduki India menjadi sasaran serangan bersenjata yang menewaskan 26 orang di sebuah lokasi wisata. India menuduh kelompok Lashkar-e-Taiba sebagai pelaku, namun Pakistan membantah keterlibatannya dan menyerukan dilakukannya investigasi independen.
(Samirmusa/arrahmah.id)