GAZA (Arrahmah.id) – Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengungkapkan bahwa pihaknya berhasil mengecoh dinas keamanan dalam negeri “Israel” (Shin Bet atau Shabak) sebelum serangan besar Thufan Al-Aqsha pada 7 Oktober 2023, dengan memanfaatkan jaringan agen ganda. Hal itu diungkap oleh seorang pejabat senior Hamas dalam laporan yang dimuat surat kabar “Israel” Yisrael Hayom.
Menurut pejabat tersebut, penggunaan agen ganda oleh Hamas memberikan pengaruh besar terhadap penilaian intelijen “Israel” dan memungkinkan penyembunyian persiapan untuk operasi besar tersebut. Rincian tentang operasi ini juga dimuat dalam laporan yang disusun oleh Letkol Cadangan Jonathan D. Halevi dari Pusat Keamanan dan Urusan Internasional Yerusalem (Jerusalem Center for Public Affairs).
Pejabat itu menyebut bahwa para agen ganda menyuplai informasi palsu guna menciptakan ilusi keamanan di Jalur Gaza. Hal ini membuat “Israel” gagal mendeteksi tanda-tanda awal serangan. Disebutkan pula bahwa pada tahun 2017, Hamas berhasil membongkar jaringan spionase besar milik “Israel”, menangkap 45 warga Palestina yang diduga menjadi agen, dan kemudian menjadikan beberapa dari mereka sebagai agen ganda.

“Hamas berhasil mengidentifikasi dan menangkap 45 agen ‘Israel’ setelah terbunuhnya komandan Brigade Al-Qassam di Tepi Barat, Mazen Fuqaha, pada tahun 2017,” ungkap Mahmoud Mardawi dan Jaser Barghouti—dua pejabat senior Hamas—dalam wawancara yang diterbitkan Februari 2025.
Mardawi menekankan bahwa operasi itu “melumpuhkan kemampuan musuh dalam mengumpulkan informasi intelijen” dan membuat “Israel” kesulitan dalam mengantisipasi serangan 7 Oktober 2023.
Sementara itu, Barghouti mengungkapkan bahwa hasil interogasi dan pemanfaatan agen-agen tersebut memungkinkan Hamas mempelajari pola kerja intelijen “Israel” secara mendalam. Para agen ganda tersebut, menurut Barghouti, “secara sengaja memberikan informasi menyesatkan kepada ‘Israel’ dan bahkan berhasil mengidentifikasi para perwira Shin Bet serta memperoleh peralatan intelijen dari mereka.”
Dalam film dokumenter yang ditayangkan oleh salah satu saluran televisi Arab, Hamas juga mengungkap operasi serupa bertajuk “Operasi Ilusi” yang berlangsung antara 2016 hingga 2018. Dalam operasi itu, seorang agen Hamas berhasil menipu “Israel” dan memperoleh peralatan canggih dari mereka.
Semua informasi, termasuk rekaman percakapan para agen, ditampilkan untuk menunjukkan keberhasilan Hamas dalam menghadapi upaya intelijen “Israel”.
(Samirmusa/arrahmah.id)