SUWAIDA (Arrahmah.id) — Utusan khusus PBB untuk Suriah Geir Pedersen dan tokoh politik Druze Lebanon Waleed Jumblatt menyerukan penghentian segera serangan udara “Israel” ke wilayah Suriah, menyusul laporan pendaratan helikopter militer “Israel” di wilayah Suwaida untuk pertama kalinya.
Seruan ini muncul setelah malam penuh serangan udara intensif “Israel” yang menghantam berbagai wilayah di Suriah. “Tel Aviv” mengklaim serangan dilakukan untuk melindungi komunitas Druze dari ancaman.
Dalam unggahan di platform X, Pedersen mengecam pelanggaran “Israel” terhadap kedaulatan Suriah, termasuk serangan terbaru ke Damaskus dan wilayah lainnya.
Ia menyerukan penghentian segera agresi tersebut, dan mendesak “Israel” untuk menghormati hukum internasional, serta menjamin keselamatan warga sipil Suriah dan integritas wilayahnya.
Kecaman juga datang dari Ketua Komisi Penyelidikan Independen PBB untuk Suriah, Paulo Sérgio Pinheiro, yang mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan “Israel” tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun. Ia menegaskan, tidak ada satu pun pasal dalam hukum internasional yang membenarkan agresi tersebut.
Tokoh senior Druze Lebanon, Waleed Jumblatt, menyatakan bahwa pelanggaran kedaulatan Suriah oleh “Israel” hanya akan menghambat penyelesaian politik yang tengah diupayakan bersama Presiden Suriah Ahmad Asy-Syaraa.
Dalam pernyataan usai pertemuan dengan Asy-Syaraa di Damaskus, Jumblatt mendesak negara-negara Arab dan komunitas internasional untuk menekan “Israel” agar menghentikan intervensi brutalnya di Suriah.
Ia juga menyerukan dukungan penuh terhadap rakyat Suriah agar mampu membangun negara mereka secara mandiri.
Helikopter dan Gelombang Serangan
Radio Militer “Israel” melaporkan bahwa helikopter militer mereka mendarat di Suwaida di selatan Suriah untuk pertama kalinya pada malam sebelumnya. Mereka mengklaim pengiriman peralatan dan bantuan kemanusiaan kepada komunitas Druze di Suwaida dan wilayah Jabal Druze, sekitar 70 km dari perbatasan “Israel”.
Sumber lokal menyebutkan sejumlah warga Druze yang terluka akibat bentrokan di selatan Suriah telah dibawa ke “Israel” untuk menjalani perawatan.
Sumber Al Jazeera menyebut bahwa helikopter-helikopter “Israel” melintasi wilayah udara Suriah di selatan dan terbang di atas wilayah Daraa dan Suwaida.
Malam sebelumnya, jet-jet tempur “Israel” melancarkan serangan udara ke beberapa lokasi di wilayah selatan dan tengah Suriah. Kantor berita resmi Suriah SANA melaporkan bahwa serangan menyasar desa Shatha di pedesaan barat laut Hama, serta kota At-Tall dan Harasta di pinggiran Damaskus. Satu warga sipil dilaporkan gugur dan lainnya terluka.
Serangan juga melanda kota Izra’ di pedesaan Daraa. Wilayah di provinsi Hama, Latakia, dan Homs juga dilaporkan mengalami patroli udara intensif oleh jet-jet tempur “Israel”.
Militer “Israel” mengklaim telah menyerang situs militer, sistem artileri anti-udara, dan infrastruktur rudal permukaan-ke-udara di Suriah. Mereka juga menyatakan telah meningkatkan kesiapan di wilayah selatan untuk mencegah infiltrasi dari pihak yang mereka sebut sebagai musuh ke desa-desa Druze di perbatasan.
Situasi di Jaramana
Sementara itu, kantor berita SANA melaporkan bahwa kondisi kembali normal di kota Jaramana, setelah ketegangan yang terjadi beberapa hari terakhir. Aktivitas pasar dilaporkan mulai pulih, disertai dengan publikasi sejumlah gambar dari wilayah tersebut.
Sebelumnya, situasi dilaporkan stabil di kota Ashrafiyat Sahnaya yang juga sempat dilanda ketegangan. Kedua kota yang dihuni berbagai kelompok agama dan etnis—termasuk komunitas Druze—sempat mengalami bentrokan bersenjata yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Aparat keamanan kemudian dikerahkan dan sejumlah kesepakatan dicapai untuk melucuti senjata kelompok-kelompok lokal.
Dalam perkembangan lain, sumber keamanan Suriah mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pihaknya berhasil menyita senjata dan amunisi dalam sebuah operasi di kota Qardaha di pedesaan Latakia, pesisir barat Suriah.
Sumber tersebut menambahkan bahwa dua orang ditangkap setelah menyerang pos-pos militer dan keamanan dalam operasi tersebut.
Wilayah pesisir Suriah sebelumnya sempat diguncang gelombang serangan dari sisa-sisa kelompok loyalis rezim Bashar Assad pada awal Maret lalu, yang memicu bentrokan berdarah dan menewaskan ratusan orang.
(Samirmusa/arrahmah.id)