GAZA (Arrahmah.id) – Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan lonjakan tajam kasus kebutaan seiring berlanjutnya serangan ‘Israel’, dan memperingatkan bahwa satu-satunya rumah sakit khusus perawatan mata di wilayah tersebut nyaris tidak bisa lagi melakukan operasi penting karena kekurangan pasokan medis yang sangat parah.
Sejak awal perang, sekitar 1.500 orang telah kehilangan penglihatan mereka, dan 4.000 lainnya berada dalam risiko serius, kata Kementerian pada Ahad (11/5/2025). Lonjakan kasus ini sebagian besar disebabkan oleh habisnya persediaan obat-obatan dan alat bedah yang esensial.
Dr. Abdelsalam Sabah, Direktur Rumah Sakit Mata di Gaza, menggambarkan situasi ini sebagai “hampir sepenuhnya kolaps.” Ia mengatakan bahwa operasi untuk kondisi seperti penyakit retina, retinopati diabetik, dan pendarahan internal nyaris terhenti.
“Sektor kesehatan mengalami kekurangan kritis alat habis pakai dan peralatan medis yang diperlukan untuk operasi mata,” ujar Dr. Sabah, “yang menyebabkan layanan bedah benar-benar lumpuh.”
Ia mengungkapkan bahwa saat ini rumah sakit hanya memiliki tiga gunting bedah yang sudah sangat usang dan tetap digunakan berulang kali, yang tentu membahayakan keselamatan pasien dan sangat membatasi kemampuan rumah sakit untuk menangani kasus-kasus mendesak.
Pasokan penting seperti Healon dan benang jahit mikro, yang sangat dibutuhkan untuk menangani cedera mata akibat ledakan, sudah hampir habis, tambah Dr. Sabah.
Krisis Pasokan yang Meningkat
Kementerian Kesehatan juga memperingatkan bahwa kekurangan pasokan medis di seluruh Gaza telah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan.
Dalam pernyataan terbarunya, disebutkan bahwa 64% dari peralatan medis sekali pakai sudah benar-benar habis, dan persediaan obat-obatan penting tinggal 57%, turun 6% dibandingkan bulan lalu.
Rumah sakit kini kesulitan menjalankan layanan gawat darurat, ICU, dan ruang operasi karena stok yang semakin menipis, sementara jumlah korban luka berat terus bertambah. Pasien dengan gagal ginjal, kanker, penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya menjadi yang paling terdampak.
Kementerian memperingatkan bahwa jika blokade terhadap bantuan medis terus berlanjut, banyak layanan kesehatan akan terpaksa dihentikan total.
Sistem di Ambang Kehancuran
Berbulan-bulan serangan tanpa henti telah menghancurkan sistem kesehatan Gaza. Sektor perawatan mata menjadi salah satu yang paling terpukul karena sangat bergantung pada alat-alat khusus yang presisi tinggi, yang kini sudah tidak tersedia atau tidak dapat disterilkan lagi.
Kementerian mendesak lembaga kesehatan internasional dan organisasi kemanusiaan untuk segera bertindak dan mengirimkan bantuan medis yang menyelamatkan nyawa. Mereka memperingatkan bahwa tanpa intervensi segera, kebutaan permanen akan semakin meluas.
Seruan ini disampaikan di saat Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa jumlah korban tewas telah mencapai 52.810 orang, dengan 119.473 lainnya terluka sejak dimulainya kampanye militer ‘Israel’. (zarahamala/arrahmah.id)