GAZA (Arrahmah.id) – Hanya beberapa jam setelah pembebasan tentara AS-‘Israel’ Edan Alexander oleh Hamas, ‘Israel’ melancarkan gelombang serangan mematikan baru di seluruh Jalur Gaza.
Menurut sumber medis yang dikutip Al Jazeera, sedikitnya 42 warga Palestina gugur akibat serangan udara ‘Israel’ di berbagai wilayah.
Tiga warga sipil meninggal saat pasukan ‘Israel’ membombardir tenda yang menampung keluarga pengungsi di barat laut Khan Yunis. Beberapa lainnya mengalami luka-luka.
Di Gaza utara, tembakan artileri menghantam wilayah timur Jabalia. Jet tempur ‘Israel’ juga menggempur Rafah serta menembaki wilayah barat Beit Lahia, menewaskan dan melukai sejumlah warga sipil, termasuk anak-anak.
Di Beit Lahia, tim Pertahanan Sipil melaporkan mereka merawat anak-anak yang terluka akibat tembakan dari drone ‘Israel’ di belakang gedung pernikahan Al-Tayyeb.
Di Kota Gaza, sebuah apartemen menjadi sasaran serangan udara, menyebabkan kebakaran besar di dalam gedung.
Serangan-serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah pembebasan Edan Alexander, tentara berkewarganegaraan ganda AS-‘Israel’ yang ditangkap dalam tanknya saat operasi militer Hamas pada 7 Oktober 2023.
Sementara pemerintah AS dan media internasional merayakan pembebasan Alexander dengan liputan penuh, suasana di Gaza justru dipenuhi kekecewaan dan kemarahan.
“Saya tidak kaget,” kata Omar Hamad, warga Gaza. “Dunia menganggap satu tentara lebih berharga dari anak-anak kami yang dibantai. Darah kami tak berarti apa-apa bagi mereka.”
Huda Naeem menulis: “Saya ingin berteriak: kami juga manusia! Terbuat dari daging dan darah. Tentara itu tidak lebih berharga dari anak terkecil di Gaza.”
Mohammad Saadeddin menyampaikan dengan gamblang: “Seorang tawanan diselamatkan karena paspornya. Satu bangsa dimusnahkan karena identitasnya.”
Abdel Hamid menambahkan dengan nada getir: “Dunia merayakan Edan Alexander dan mengabaikan dua juta orang yang kelaparan di Gaza dan 9.900 tahanan Palestina. Darah kami lebih murah di mata Arab sebelum Barat.”
Sementara para pemimpin dunia bersorak atas pembebasan satu tentara, rakyat Gaza kembali menghadapi malam yang dipenuhi pengepungan, kelaparan, dan duka. (zarahamala/arrahmah.id)