Jaishul Islam Palestina Tuntut Tebusan bagi Tawanan Alan Johnson [with Video]

Palestina – tanggal 9 Mei, sebuah organisasi Palestina yang menamankan diri “Jaishul Islam” merilis sebuah video bertajuk “Bebaskan Orang-orang Teraniaya”. Dalam video berdurasi 20 menit ini, organisasi ini mengklaim bertanggung jawab atas penculikan koresponden BBC di Gaza, Alan Johnson, dan meminta dibebaskannya para tahanan Muslim di Inggris, terutama Abu Qatadah al-Filistini. Pesan video ini juga disertai dengan foto Abu Qotadah dan beberapa foto Mujahid lain yang saat ini mendekam di penjara-penjara Barat, juga kartu press Alan Johnson.

BacaJuga

Mengapa Dr. Zakir Naik Ditakuti Pemerintah India? Ini Jawaban Blak-blakan dalam Wawancara Eksklusif Bersama dr. Richard Lee

Sab, 7 Juni 2025 / 11 Dzulhijjah 1446

Video tersebut dimulai dengan ayat Al Quran yang berkaitan dengan penawanan musuh: “Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.” QS Muhammad: 4

Selanjutnya, dalam pesan itu diingatkan kembali akan perjuangan Muslimin melawan orang-orang Kafir, dan menyatakan bahwa dengan terjadinya pembunuhan, penghinaan, menangkapan dan penyiksaan yang menimpa Muslimin di berbagai belahan dunia karena perbuatan para Kafir Salibis, maka Muslimin tidak memiliki pilihan lain kecuali membalas serangan keji tersebut.

Menjawab pernyataan dari beberapa tokoh Palestina bahwa Alan Johnson dilindungi karena statusnya sebagai kafir dzimmi dan penawanan dia bertentangan dengan Syariat Islam, Jaishul Islam dalam pesannya ini mengutip beberapa sumber Islam untuk membantah hal ini dan menyimpulkan bahwa hukum-hukum ahlu Dzimmah tidak bisa diterapkan pada warga negara Enggris dan Amerika. Hal ini dikarenakan kedua negara itu telah mendeklarasikan perang terhadap Islam di Afghanistan dan Iraq, sehingga warga negaranya karena diamnya dianggap memiliki sikap yang sama. Oleh karena itu warga negara kedua negara itu berstatus sebagai kombatan dan diperlakukan sebagai orang kafir yang memerangi Islam, dengan kata lain diperbolehkan menawan dan membunuh mereka. Juga disampaikan dalam pesan ini bahwwa seorang non-muslim dilindungi darahnya jika dia telah menerima jaminan kemanan dari otoritas Islam yang sah, dan Johnson tidak menerima jaminan dari siapapun.

Dengan penyanderaan ini, Jaishul Islam memberikan tuntutan: “Kami menuntut Enggris membebaskan para tahanan Muslim, yang utama dan paling penting adalah Syaikh Abu Qotadah al-Filistini. Namun kami juga tidak melupakan saudara-saudara kami tahanan Muslim di negara-negara lain, dan kami katakan kepada semua negera-negara: Bebaskan para tahanan Muslim, jika tidak kami akan melakukan hal yang sama terhadap kalian (menculik warga negara kalian) tanpa kecuali. Jika kalian menginginkan uang untuk pembebasan saudara-saudara kami, kami akan memberikan tebusan bagi mereka, bahkan meskipun dengan uang terakhir yang kami miliki sebagaimana Nabi kami telah memerintahkannya kepada kami.. ”

Terakhir, mereka juga memberikan pesan bagi tokoh-tokoh Palestina yang berencana akan membebaskan Johnson dengan cara kekerasan,”Kami tidak mendeklarasikan perang kepada kalian, juga tidak pernah menyerang kalian. Apa kaitannya Johnson dengan kalian? Apakah begitu mengganggu kalian ketika kami menggunakan dia sebagai tebusan bagi saudara-saudara kita Muslimin yang ditawan? … Janganlah kalian menumpahkan darah seorang muslimpun demi menyelamatkan hidupnya seorang Kafir. Inilah nasihat kami bagi kalian…”

Subhannallah, begitu indahnya persaudaraan yang ditampilkan kelompok ini terhadap saudara-saudaranya Muslimin yang ditahan oleh Pemerintahan Salib. Sebagaimana kita ketahui bersama, saat ini ribuan ulama dan Mujahidin berada di penjara pemerintahan Salibis dan antek-anteknya. Mereka ini adalah orang-orang yang berani bersuara tentang Jihad dan perlawanan atas pasukan Salib pimpinan Amerika, dan Abu Qotadah adalah di antara Ulama-Ulama Mujahid tersebut yang saat ini mendekam di penjara Inggris. Salah satu tulisan beliau berjudul “Thaifah Almansuroh” bisa ditemui di web site AlQoidun.net di bagian Kitab.

Kehadiran Mujahidin dari Jaishul Islam yang beroperasi di Gaza ini diharapkan akan memberikan warna baru bagi perjuangan Muslimin di Palestina dalam membebaskan Al Aqsha. Terutama setelah kelompok yang disebut-sebut sebagai gerakan perlawanan terbesar di sana, Hamas, dengan suka rela memasuki jebakan musuh dengan menempuh jalur “perjuangan politik” dan meninggalkan Jihad. Kita dukung semua perjuangan Mujahid di Palestina yang mendasari perjuangannya dengan aqidah yang benar dan dengan jalan jihad serta jauh dari demokrasi yang syirik.

*******

Jaish al-Islam (Tentara Islam)