KARAWANG (Arrahmah.id) – Rencana pembongkaran Jembatan Perahu Haji Endang di Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum menuai gelombang penolakan dari sejumlah aktivis dan warga setempat.
Salah satunya datang dari Ferry Dharmawan, atau yang lebih dikenal dengan nama Ferry Alexa Jambul Merah (JM).
Ferry menegaskan bahwa kebijakan BBWS yang hendak menutup jembatan tersebut dinilai tidak berpihak kepada kepentingan rakyat kecil.
Ia bahkan menyatakan siap memimpin aksi perlawanan apabila keputusan itu tetap dilanjutkan.
“Dengan ini saya menyatakan menolak keputusan BBWS yang tidak pro rakyat terkait rencana penutupan Jembatan Haji Endang,” tegas Ferry kepada awak media, Senin (5/5/2025).
Menurutnya, jembatan tersebut bukan sekadar akses jalan, tetapi menjadi denyut nadi ekonomi bagi warga sekitar, khususnya para buruh yang setiap hari melintasi jembatan untuk bekerja di kawasan industri.
“Jangan hanya dilihat dari aspek usahanya saja. Pemilik jembatan telah berjasa membuka akses penting bagi buruh dan masyarakat umum. Roda ekonomi di Karawang ikut berputar karena jembatan ini,” tambahnya.
Ferry juga menilai bahwa selama 15 tahun beroperasi, tidak ada keluhan berarti dari pengguna maupun insiden besar yang melibatkan keselamatan jiwa. Bahkan, masyarakat dengan sukarela ikut berkontribusi dalam pemeliharaan jembatan melalui sumbangan seikhlasnya.
“Kalau alasannya soal keselamatan, ya BBWS bisa mendampingi agar lebih aman. Bukan malah langsung dibongkar,” ujarnya.
Diketahui, jembatan perahu yang dibangun oleh Muhammad Endang Junaedi (Haji Endang) sejak tahun 2010 dengan biaya sekitar Rp5 miliar itu telah menjadi akses vital yang menghubungkan Dusun Rumambe 1, Desa Anggadita dengan Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel—wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau.
BBWS sendiri menyebut jembatan itu tak memiliki izin resmi sesuai peraturan. Namun, Ferry menyayangkan pendekatan yang tidak mengedepankan dialog dengan masyarakat terdampak.
“Kalau BBWS tetap keras kepala, maka bagi saya BBWS gelap—tak mau tahu nasib rakyat. Jangan salahkan masyarakat kalau melawan. Saya sendiri siap berada di barisan depan,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)