JAKARTA (Arrahmah.id) – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo tampil membara dalam wawancara eksklusif di podcast Hersubeno Point yang tayang di kanal YouTube Hersubeno Arif pada 30 April 2025. Ia mengkritik keras aksi premanisme yang dilakukan Hercules Rosario Marshal—tokoh yang kerap dikaitkan dengan ormas Grip Jaya—seraya menyerukan persatuan nasional untuk melawan mafia dan korupsi demi menyelamatkan Indonesia.
Dengan nada tegas dan semangat patriotik, Gatot membela kehormatan para purnawirawan, termasuk Letjen (Purn) Sutiyoso, yang dihina Hercules dengan ucapan “mulut bau tanah”.
Bongkar Arogansi Hercules: “Saya Bisa Buktikan Dia Preman!”
Gatot lantang mengecam sikap Hercules yang disebutnya sebagai “preman memakai pakaian ormas”. Ia mengungkap bahwa Hercules dulu dibawa ke Jakarta melalui program Tenaga Bantuan Operasi (TBO) oleh para purnawirawan, namun kini berani menghina seniornya.
“Ingat, kau dulu TBO. Bisa ke Jakarta pakai apa? Purnawirawan yang bawa kamu ke sini. Kok ngomong seenaknya begitu? Tidak sopan!” tegas Gatot.
Ia juga menantang Hercules menunjukkan kontribusi nyatanya kepada negara, seraya menegaskan, “Saya bisa buktikan kalau itu preman!”
Tak hanya itu, Gatot menepis tuduhan bahwa purnawirawan hendak melakukan kudeta. “Pak Sutiyoso ngomong apa? Tidak ada satu kata pun yang menyatakan akan kudeta negara. Itu fitnah!” ujarnya. Ia menyebut para purnawirawan, termasuk Presiden Prabowo Subianto, sebagai patriot yang “gila mencintai NKRI”.
Kecam Insiden Depok: “Kalau Kita Diam, Negara Dikuasai Preman!”
Gatot turut menyoroti insiden di Depok, di mana polisi dikepung dan mobilnya dibakar oleh massa. Ia memperingatkan bahwa tindakan semacam itu adalah ancaman serius terhadap kedaulatan negara.
“Polisi itu alat negara. Ketika mereka hendak melaksanakan tugas, justru dilawan, dikepung, bahkan mobil negara dibakar! Kalau saya diam, orang akan mengira polisi sudah tidak ada. Ini berbahaya untuk negara Republik Indonesia!”
Ia memuji keberanian polisi Depok dan mendesak aparat penegak hukum untuk tidak takut pada kelompok yang mencatut nama besar—termasuk Hercules yang mengklaim dekat dengan Presiden Prabowo.
Premanisme dan Mafia Hancurkan Ekonomi Indonesia
Gatot mengaitkan aksi premanisme dengan persoalan struktural ekonomi. Ia menilai Indonesia kini hanya menjadi “bangsa pasar” karena biaya produksi tinggi—mencapai 23 hingga 27 persen—akibat ulah mafia hukum, politik, dan ekonomi.
“Sumber daya alam kita dijual begitu saja. Cost industri kita tinggi, gimana mau bersaing? Kalau negara dikuasai preman, kehancuran akan terjadi. Mana ada preman cinta rakyat? Yang ada, meres dan keroyokan!” katanya geram.
Ia memperingatkan ancaman “bencana demografi” pada 2030, jika 46% penduduk usia produktif tak memiliki pekerjaan akibat macetnya pembangunan industri.
Seruan Persatuan: Lawan Preman, Mafia, dan Korupsi!
Dengan semangat nasionalisme, Gatot menyerukan seluruh elemen bangsa untuk bersatu melawan musuh bersama: premanisme, mafia, dan korupsi.
“Bangsa yang hebat adalah bangsa yang cerdas, sigap, bersatu, dan pantang menyerah. Mari kita bergandengan tangan, lawan premanisme, mafia hukum, mafia politik, mafia ekonomi, dan korupsi!”
Ia menekankan bahwa persatuan hanya bisa terwujud bila elemen bangsa dipimpin oleh mereka yang tulus mencintai negeri—bukan preman atau koruptor, kecuali mereka bertobat.
Bela Aspirasi Purnawirawan dan Klarifikasi soal Prabowo
Gatot juga membela para purnawirawan yang menyampaikan delapan poin kekhawatiran, termasuk terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, suara mereka lahir dari cinta dan kesetiaan terhadap NKRI.
“Mereka bersuara karena sumpah setia kepada NKRI, dan ingin khusnul khatimah. Itu peringatan untuk pengambil kebijakan, bukan ancaman!”
Menanggapi klaim Hercules soal kedekatannya dengan Prabowo, Gatot dengan tegas membantah: “Tidak mungkin presiden saya, Pak Prabowo, sebagai kepala negara dan pemerintahan, membackup preman seperti Grip Jaya. Gak mungkin!”
Ia mengutip pernyataan resmi Partai Gerindra pada 2022 yang menegaskan tidak ada hubungan dengan ormas tersebut.
Penutup Penuh Semangat
Dalam pernyataan penutupnya, Gatot menyampaikan pesan inspiratif kepada rakyat Indonesia:
“Saudara-saudaraku, negara kita terancam karena dunia ke depan penuh ketidakpastian. Kita harus bersatu, memerangi premanisme, mafia, dan korupsi yang merusak negeri ini. Saya yakin, kita semua adalah patriot bangsa. Mari selamatkan Indonesia!”
Ia menutup wawancara dengan salam penuh makna:
“Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.”
(Samirmusa/arrahmah.id)