TEHERAN (Arrahmah.id) – Militer ‘Israel’ pada Rabu malam (18/6/2025) mengumumkan bahwa mereka telah melakukan serangkaian serangan udara terhadap sejumlah lokasi yang disebut sebagai situs sensitif dan terkait nuklir di dalam wilayah Iran.
Dalam pernyataan resminya yang dirilis Kamis pagi (19/6), militer ‘Israel’ mengklaim telah menghantam reaktor nuklir Arak, yang terletak di barat daya Teheran, serta sebuah fasilitas di Natanz yang dituding terlibat dalam pengembangan senjata nuklir dan menyimpan peralatan canggih yang mempercepat program nuklir Iran.
Serangan juga disebut menyasar fasilitas militer dan industri, termasuk pabrik-pabrik yang memproduksi komponen rudal balistik dan bahan baku pendukungnya.
Menurut pihak militer, operasi besar-besaran ini melibatkan 40 pesawat tempur dan menargetkan puluhan situs militer di Teheran dan wilayah lain di Iran.
Saling Serang Terus Berlanjut
Secara terpisah, Radio Militer ‘Israel’ melaporkan bahwa 17 drone yang diluncurkan Iran ke arah ‘Israel’ pada Rabu malam (18/6) berhasil ditembak jatuh.
Sementara itu, pada Kamis pagi (19/6), Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengumumkan bahwa mereka telah melancarkan gelombang serangan ke-14 terhadap target strategis di wilayah ‘Israel’.
Perdana Menteri ‘Israel’, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa Iran akan “membayar harga mahal” atas serangan yang diarahkan ke wilayah ‘Israel’.
Media ‘Israel’ melaporkan bahwa sedikitnya enam orang dalam kondisi kritis akibat serangan terbaru Iran, sementara jumlah total korban luka kini mencapai 137 orang.
Perang Terbuka: AS dan ‘Israel’ vs Iran
Sejak dini hari 13 Juni, ‘Israel’, dengan dukungan langsung dari Amerika Serikat, telah meluncurkan kampanye militer besar-besaran terhadap Iran. Serangan ini meliputi pengeboman fasilitas nuklir dan rudal, serta pembunuhan terarah terhadap para komandan militer dan ilmuwan nuklir Iran.
Pejabat Iran menyebut bahwa serangan ‘Israel’ sejauh ini telah menewaskan 224 orang dan melukai 1.277 lainnya.
Sebagai balasan, Iran telah meluncurkan gelombang rudal balistik dan serangan drone ke wilayah ‘Israel’, yang menewaskan sekitar 24 orang dan melukai hampir 2.000 lainnya.
Dengan eskalasi yang terus meningkat, berbagai peringatan mulai bermunculan dari kalangan Barat dan ‘Israel’ sendiri bahwa Amerika Serikat mungkin akan turut serta secara langsung dalam aksi militer terhadap Iran, membuka potensi terjadinya perang regional berskala besar. (zarahamala/arrahmah.id)